Memori buruk tentang apa yang menimpa Amerika Serikat pada 11 September 2001 silam sejatinya tidak akan mudah dilupakan begitu saja. Aksi teror yang dilakukan oleh jaringan teroris Al Qaeda ini tak pelak menjadi satu guratan sejarah paling kelam di Negeri Paman Sam. Semua orang dibuat panik dan bingung dalam menanggapi serangan terhadap sejumlah titik vital di Amerika Serikat, seperti menara kembar World Trade Center, Pentagon, dan dua titik lainnya.
Baca Juga: Sisi Lain Tragedi 11 September, Ribuan Penumpang dari Eropa Terdampar di Newfoundland
Guna mencegah kekacauan semakin merambak, pejabat yang ada di Federal Aviation Administration (FAA) langsung mengambil keputusan untuk memblokade jalur udara Amerika Serikat. Semua penerbangan yang sedang mengarah ke negara adikuasa dititah untuk segera mendarat di bandara terdekat – dimanapun, dalam kondisi apapun.
Penumpang lantas kebingungan dengan apa yang tengah terjadi pada penerbangan mereka karena sejatinya, penumpang tidak mendapatkan informasi terbaru soal apa yang tengah terjadi di Amerika.
Setelah semua penerbangan menuju Amerika Serikat dihalau, otomatis wilayah udara di sana menjadi kosong melompong – kecuali penerbangan militer yang hilir mudik melakukan patroli udara. Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman globalnews.ca, wilayah udara AS yang biasanya selalu ramai dilintasi oleh penerbangan komersial, kala itu mendadak sepi tanpa ada penerbangan penumpang satu pun.
Terlepas pendapatan dari pihak maskapai yang merosot akibat insiden 9/11 ini, grounded massal selama kurang lebih tiga hari yang dilakukan oleh beragam pesawat di AS juga pada akhirnya berdampak pada perubahan iklim yang cukup signifikan di sana. Mesin pesawat jet yang panas akan bertemu dengan suhu di udara yang dingin – dan sejak ada insiden 9/11 ini, tidak ada mesin jet yang memanaskan suhu di atas, sehingga tidak ada yang memecah konsentrasi awan di langit. Gumpalan awan yang memenuhi angkasa membuat pancaran panas matahari tidak bisa ‘naik’ ke udara dan terjebak di bumi.
Walhasil, peningkatan temperatur sempat terjadi di wilayah AS selama kurang lebih tiga hari lamanya, “naik kurang lebih dua derajat celcius,” tutur seorang ahli geografi dari University of Winconsin yang turut mengalami gejala ini.
Wah, ternyata ada banyak sudut pandang lain yang bisa dilihat di balik insiden 9/11 ya!