Pelabuhan Kali Adem di Muara Angke, Jakarta Utara, menjadi saksi perubahan wajah kawasan pesisir ibu kota. Dulu, dermaga ini lebih dikenal sebagai pelabuhan kecil yang melayani kapal nelayan dan perahu tradisional.
Kini, Kali Adem menjelma sebagai salah satu pintu utama transportasi laut menuju Kepulauan Seribu. Pada masa lalu, kawasan Kali Adem erat dengan aktivitas perikanan.
Kapal-kapal kayu nelayan hilir-mudik membawa hasil tangkapan, sementara perahu kayu sederhana melayani perjalanan menuju pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Fasilitas pelabuhan masih terbatas, hanya berupa dermaga seadanya dan ruang tunggu sederhana.
Penumpang harus berdesakan di antara barang bawaan dan hasil laut yang baru diturunkan. Tak sedikit pula penumpang yang menunggu kapal di pinggiran pelabuhan tanpa tempat duduk yang layak.
Keamanan dan kenyamanan masih jauh dari standar pelabuhan modern. Namun, suasana tradisional itu memberi warna tersendiri, seolah menggambarkan denyut kehidupan nelayan Jakarta pada masanya.
Perubahan mulai terasa ketika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penataan. Kini, Pelabuhan Kali Adem dilengkapi dermaga permanen, ruang tunggu penumpang, serta akses jalan yang lebih baik. Kapal tradisional perlahan berganti dengan kapal cepat (speedboat) dan kapal motor besar yang lebih aman serta nyaman untuk penumpang wisata.
Ratusan wisatawan tiap akhir pekan memadati pelabuhan ini untuk menyeberang ke Pulau Tidung, Pulau Pari, Pulau Pramuka, dan pulau-pulau wisata lainnya. Dengan jadwal keberangkatan yang lebih teratur, Kali Adem tidak lagi sekadar dermaga nelayan, tetapi telah berubah menjadi pintu gerbang pariwisata Kepulauan Seribu.
Meski sudah tertata, jejak lama Kali Adem masih terasa. Sebagian nelayan masih beraktivitas di sekitar kawasan ini. Perpaduan antara geliat wisata dan tradisi perikanan menjadikan Kali Adem unik. Yakni tempat di mana modernisasi pelabuhan berjalan berdampingan dengan kehidupan nelayan.
Kini, Pelabuhan Kali Adem bukan hanya tentang keberangkatan menuju pulau, tetapi juga menjadi simbol transformasi pesisir Jakarta. Dulu dari dermaga tradisional yang sederhana, menjadi gerbang modern yang menghubungkan warga kota dengan pesona laut Kepulauan Seribu.
Stasiun Angke, Sempat Miliki Kanopi Hingga Gerbang Awal Menuju Kawasan Batavia