Merespon turunnya minat penerbangan masyarakat, Cina, memberikan suntikan modal (subsidi) yang tak tanggung-tanggung ke maskapai. Meskipun besarannya masih simpang siur, namun, nyatanya, banyak maskapai di negara tersebut berani memberikan harga super murah.
Baca juga: Terjebak ‘Badai’ Corona, Nasib Pesawat Widebody Sejumlah Maskapai Jadi Tak Jelas
Seperti dilansir marketwatch.com, Rabu, (4/3), South China Morning Post melaporkan bahwa maskapai bertarif rendah terbesar di China, Spring Airlines, memberikan harga yang sangat murah, yaitu 29 yuan atau sekitar Rp60 ribu penerbangan dari Shanghai ke Chongqing, dengan jarak perjalanan 1.400 km atau hampir sama dengan jarak Jakarta (CGK)-Lombok (LOP).
Selain perjalanan dari Shanghai ke Chongqing yang menawarkan harga sangat murah, perjalanan dari Shanghai ke Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, juga menawarkan harga fantastis. Dengan jarak 1.600 km, harganya turun hingga menjadi 69 yuan atau sekitar Rp 141 ribu.
Tak ketinggalan, Shenzhen Airlines juga menawarkan 100 yuan atau sekitar Rp200 ribu untuk penerbangan satu arah selama 2 jam 15 menit dari Shenzhen ke Chongqing dengan jarak 1.000 km. Padahal harga standarnya 1.940 yuan atau Rp3.980.000.
Demikian juga dengan Chengdu Airlines yang juga memberikan harga cukup murah, yaitu seharga 100 yuan atau sekitar Rp200 ribu untuk penerbangan dari Shenzhen ke Chengdu. Jarak yang ditempuh mencapai 1.300 km.
Menurut sebagian kalangan, langkah Cina tersebut diakui sulit ditiru oleh negara lain. Indonesia, misalnya, dengan jarak yang sama (Jakarta (CGK)-Lombok (LOP) sejauh hampir 1.400 km) dan kelas yang sama (LCC) hanya memberikan diskon 50 persen atau rata-rata sekitar Rp350 ribuan di setiap keberangkatan. Itupun hanya untuk 25 persen penumpang atau 40 seat setiap penerbangan. Artinya, ada syarat tertentu untuk sebuah diskon yang diberikan, bukan diberikan secara cuma-cuma seperti di Cina.
Maskapai lainnya di negara-negara maju seperti Amerika, misalnya, memang memberikan diskon juga untuk beberapa rute tertentu. Hanya saja penurunannya juga tak se-drastis seperti di Cina. Untuk rute internasional, menurut Hopper, agen perjalanan di AS, mengatakan bahwa harga tiket antara AS dan sejumlah negara juga tak begitu drastis penurunannya. Ia puna mengambil contoh, penerbangan antara AS dan Vietnam yang hanya turun sebesar 5,7 persen. Begitupun juga dengan penerbangan lainnya ke sejumlah negara.
Baca juga: Miris, Inilah Tampilan Ruang Udara Cina Sebelum dan Sesudah Wabah Virus Corona, Sepi!
Padahal, diskon besar-besaran untuk meningkatkan minat masyarakat bepergian dengan pesawat sangat dibutuhkan, sekalipun hal tersebut tidak dapat memastikan adanya perubahan yang signifikan, mengingat, saat ini, penerbangan dari AS ke Asia sangat menurun.
“Pariwisata ke tujuan di Vietnam, Filipina, Malaysia, dan banyak lagi di Asia Tenggara kemungkinan besar akan terkena dampak virus, karena 30 persen atau lebih dari penerbangan yang tersedia dari AS ke negara-negara ini termasuk singgah di Cina,” kata Ekonom Hopper, Hayley Berg, dalam sebuah laporan.
Maskapai lainnya di negara-negara maju seperti Amerika, misalnya, memang memberikan diskon juga untuk beberapa rute tertentu. Hanya saja penurunannya juga tak se-drastis seperti di Cina. Untuk rute internasional, menurut Hopper, agen perjalanan di AS, mengatakan bahwa harga tiket antara AS dan sejumlah negara juga tak begitu drastis penurunannya. Ia puna mengambil contoh, penerbangan antara AS dan Vietnam yang hanya turun sebesar 5,7 persen. Begitupun juga dengan penerbangan lainnya ke sejumlah negara.