Wednesday, January 15, 2025
HomeBus AKAPPengemudi Bus, Lelaki yang Katanya "Setia"

Pengemudi Bus, Lelaki yang Katanya “Setia”

Pengemudi bus sempat menjadi pekerjaan dengan penghasilan yang menjanjikan pada medio 1980-1990-an. Oleh karena itu, tak sedikit perempuan yang dengan kepincut dengan mereka.

Baca juga: Siapa Sangka, Kiranti Jadi “Doping” Pengemudi Masa Kini

Kalau memang si pengemudi adalah seorang bujangan tentu saja tak jadi masalah. Namun, tak sedikit pula pengemudi pada masa itu yang tak puas dengan satu perempuan saja.

Bukan hal yang aneh menemukan pengemudi bus yang punya lebih dari satu istri atau pasangan pada medio 1980-1990-an. Biasanya istri atau pasangan mereka berada di kota atau tempat berbeda.

Tujuannya, tentu saja untuk melayani hasrat yang terpendam selama mereka berada di balik kemudi. Dari fenomena itu pula muncul istilah pengemudi adalah pasangan “setia” alias “setiap tikungan ada”. Secara sederhana bisa diartikan istri atau pasangan mereka ada di mana-mana.

Seperti yang disampaikan oleh Boy (bukan nama sebenarnya). Pengemudi bus antarkota antarprovinsi (AKAP) salah satu perusahaan otobus (PO) yang bermarkas di Jakarta mengaku punya istri siri di beberapa kota tujuan akhir perusahaan tersebut.

“Istri sah ada satu di Jakarta, tetapi yang siri ini banyak di setiap kota tujuan kali ada. Denpasar, Malang, Ponorogo, Madura itu ada. Ini yang siri, belum yang asal kenal nyangkut mah ada aja,” katanya.

Selain untuk menyalurkan hasratnya, Boy punya tujuan lain mengapa dirinya menikahi perempuan di kota-kota tujuan akhir bus yang dikemudikannya. Dia mengaku mencari tempat istirahat yang layak dan seseorang yang bisa melayaninya.

“Sekalian cari tempat istirahat, makanya istri siri saya itu punya warung semua. Makan saya tinggal kesana, disiapin. Itu warungnya juga saya modalin kok biar berkembang. Kalau saya mampir pasti saya kasih [uang]. Mampir sesekali karena rolling kan di tempat kita,” ungkapnya.

Pilihannya memodali istri sirinya untuk mengembangkan usahanya juga tak lepas dari beberapa pertimbangan. Salah satunya, dia tidak ingin istri sirinya menggantungkan diri pada dirinya.

“Kasih modal saja, daripada nanti kalau ngegantungin saya malah tanggung jawab utama ke anak istri di Jakarta keganggu,” ujarnya.

Boy memutuskan untuk tak lagi “bermain” perempuan setelah mengalami kerugian cukup besar. Dia ditipu oleh salah satu perempuan yang menjadi istri sirinya.

Istri sirinya itu beberapa kali meminta uang dalam jumlah besar. Terakhir, dia meminjam uang hingga belasan juta rupiah untuk satu keperluan dan berjanji mengembalikannya setelah beberapa bulan.

“Suka minta-minta uang, saya kasih, pikir saya buat modal usaha. Terakhir, minjam uang lumayan seharga motor lah, eh habis itu kabur entah kemana saya enggak tahu jejaknya dia sampai sekarang,” tutupnya.

Sementara itu, Budi salah satu pengemudi bus AKAP jurusan Jakarta-Yogyakarta mengaku punya pengalaman menarik dengan rekan kerja “pemain” perempuan. Berkat rekan kerjanya itulah dia akhirnya bisa mengemudikan bus dan akhirnya naik jabatan menjadi pengemudi.

“Sopir saya dulu waktu masih saya jadi kernet doyan main cewek. Saya dipaksa biar bisa nyetir. Diajari sama dia. Awalnya saya ngelangsir mobil dari parkiran ke cucian bolak balik, dia main, begitu terus sampai lancar [nyetir] saya,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, pengemudi yang menjadi partner Budi melihat potensinya. Dia membantu Budi membuat surat izin mengemudi (SIM), bahkan memberikan bantuan untuk biaya pembuatan SIM.

Baca juga: Pengemudi Bus AKAP Malam, Korbankan Waktu Demi Antar Penumpang

“Dibantu bikin SIM saya, biar apa? Biar saya bisa bawa di jalan raya lah. Saya bawa dari mana ke mana gitu. Nanti dia naik tengah jalan. Naik di tengah jalan itu ya pasti habis main. Turun tengah jalan saya yang lanjutin itu mau main,” paparnya. [Bisma Satria]

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru