Batasan eksplorasi samudra telah didorong ke titik ekstrem baru menyusul pengumuman Cina mengenai dimulainya pembangunan pusat penelitian bawah laut. Fasilitas ini, yang menggabungkan laboratorium dasar laut berawak dengan simulator berbasis darat, bertujuan untuk memungkinkan enam peneliti tinggal di kedalaman 6.560 kaki (sekitar 2.000 meter) selama 30 hari penuh.
Proyek ini, yang dipimpin oleh Li Chaolun dari South China Sea Institute of Oceanology (SCSIO), secara radikal mengubah cara studi laut dalam dilakukan. Jika berhasil, Cina akan menjadi pelopor dalam studi ekologi laut dalam jangka panjang.
Kedalaman 2.000 meter dipilih karena merupakan lokasi utama dari fenomena rembesan dingin (cold seeps). Ini adalah ‘oasis’ di dasar laut di mana metana dan gas lain bocor dari kerak bumi, menciptakan ekosistem unik yang tidak bergantung pada sinar matahari.
Tujuan utama proyek ini adalah waktu. Misi eksplorasi laut dalam tradisional dengan kapal selam atau ROV hanya berlangsung singkat. Dengan menempatkan peneliti di habitat bertekanan selama sebulan, para ilmuwan dapat mempelajari perubahan biologi dan kimia laut yang lambat seperti yang terjadi di alam (in situ), tanpa harus menunggu ekspedisi berikutnya.
Kemudian tujuan lainnya mempelajari hydrate, yaitu es kaya metana yang terbentuk di bawah tekanan dan suhu dingin, yang sering ditemukan di dekat cold seeps.
Fasilitas ini memiliki desain yang unik dan sangat canggih, kru akan hidup di dalam struktur yang dirancang untuk menjaga tekanan di dalam habitat tetap setara dengan lingkungan laut luar. Ini adalah bagian dari teknik saturation diving yang memungkinkan mereka keluar dan bekerja tanpa dekompresi yang lama.
Laboratorium dasar laut ini akan dihubungkan dengan simulator berbasis darat. Pasangan ini memungkinkan tim untuk mereplikasi kondisi ekstrem laut dalam dan menguji prosedur di lingkungan yang terkontrol sebelum diterapkan di dasar laut.
Kru akan menjalankan eksperimen di tempat, memantau kimia dan biologi dengan kamera, spektrometer massa, dan sensor kimia yang dirancang untuk bertahan selama berbulan-bulan di kedalaman.
Meskipun dipimpin oleh Cina, Li Chaolun menekankan bahwa program ini dirancang untuk terbuka secara internasional, bertujuan menjawab pertanyaan lingkungan dan biologis yang memerlukan waktu berharga di kedalaman. Fasilitas ini menciptakan jalur pelatihan bagi insinyur, ahli biologi, dan pilot yang akan membentuk dekade eksplorasi samudra berikutnya.
Dengan memecahkan hambatan tinggal jangka panjang di laut dalam, Cina tidak hanya memperluas pemahaman manusia tentang lautan, tetapi juga membuka kemungkinan baru untuk eksplorasi luar angkasa, karena lingkungan yang terisolasi ini berfungsi sebagai analog yang ideal untuk misi luar bumi.
Inilah Odyssey Submarine Bali, Kapal Selam Wisata untuk Eskplore Eksotisme Bawah Laut Bali
