Monday, April 29, 2024
HomeBus AKAPRK Kompor, Tonggak Awal Keberhasilan Bus Mesin Belakang Hino di Indonesia

RK Kompor, Tonggak Awal Keberhasilan Bus Mesin Belakang Hino di Indonesia

Hari ini, Kamis (10/3/2022), PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) meluncurkan deretan produk terbarunya, termasuk sasis bus mesin belakang RK280 yang sudah memenuhi standar emisi Euro 4. Sasis tersebut menggantikan RK8 R260 yang sudah beredar di Tanah Air lebih dari satu dekade.

Baca juga: Pengemudi Bus, Lelaki yang Katanya “Setia”

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai RK280, ada baiknya kita mundur ke 1988, saat Hino pertama kali memperkenalkan sasis bermesin belakang untuk pasar Indonesia. Sasis tersebut yang menjadi tonggak awal keberhasilan Hino merajai pasar sasis bus besar, khususnya sasis bus bermesin belakang hingga saat ini.

“RK Kompor” adalah sebutan untuk kanlpot yang mengeluarkan api. Foto: Istimewa

Sasis yang dimaksud adalah RK174 atau kerap disebut sebagai “RK Kompor”. Sebutan “RK Kompor” muncul lantaran knalpot RK174 kerap mengeluarkan api layaknya kompor saat bus dipacu dalam kecepatan atau putaran mesin (RPM) tinggi.

Munculnya api itu disebabkan oleh oleh pelepasan bahan bakar berlebih ke ruang pembakaran. Kondisi itu biasanya terjadi pada mesin yang sudah dioprek atau di-setting oleh mekanik agar bisa melaju lebih kencang dari kondisi standarnya.

Api yang keluar dari knalpot “RK Kompor” sama halnya dengan api yang kerap keluar dari knalpot lokomotif diesel atau “kobong”. Kondisi tersebut juga disebabkan oleh pelepasan bahan bakar berlebih ke ruang pembarakan lantaran masinis menaikkan throttle terlalu cepat.

Mesin yang digunakan oleh “RK Kompor” adalah Hino H07C 6.287 cc naturaly aspirated (NA) alias tanpa adanya turbo atau turbo intercooler. Mesin tersebut mampu menyemburkan tenaga hingga 175PS untuk generasi pertamanya dan 180PS untuk generasi keduanya.

Generasi pertama beredar pada 1988-1991 menggunakan mesin H07C berkode D4, sementara itu generasi kedua beredar pada 1991-1993 dengan mesin H07C berkode D6. Pada generasi kedua juga terdapat peningkatan pada sistem pengereman, perubahan axle ratio, dan peningkatan kecepatan tertinggi hingga 109 kpj.

Baik generasi pertama maupun kedua sama-sama beredar dengan sasis pendek ber-wheelbase 5.000 mm atau 5 meter. Keduanya dapat dicirikan lewat keberadaan kisi-kisi mesin tambahan di bagian belakang kiri apapun itu karoserinya.

Mengingat usianya yang sudah melebihi 25 tahun, saat ini sangat sulit menemukan “RK Kompor” yang masih beroperasi di jalanan. “RK Kompor” yang tersisa biasanya hanya digunakan untuk keperluan angkutan jarak dekat seperti antarjemput karyawan atau bus kota.

Salah satu perusahaan (PO) yang masih mengoperasikan “RK Kompor” untuk layanan reguler adalah PO Dana Dhasih. “RK Kompor” masih ditugaskan oleh PO tersebut untuk layanan Patas Jatim Surabaya-Malang PP.

Jika Anda sedang terburu-buru menuju Malang sebaiknya hindari bus ini karena bus ini biasanya berjalan perlahan ketika melahap tanjakan yang ada di Tol Pandaan-Malang. Hal yang sama juga terjadi saat bus masih melewati jalan arteri di sekitar Purwosari-Lawang, terlihat kepayahan dan menjadi bulan-bulanan bus yang berangkat belakangan.

Baca juga: Pengemudi Bus AKAP Juga Punya “Ceperan”, Ternyata Ini Sumbernya

Wajar saja, usia tak bisa bohong. Komponen mesin di bus tersebut sudah banyak yang aus termakan usia sehingga tenaganya tak semaksimal dulu. [Bisma Satria]

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru