Double Decker, atau yang lebih dikenal sebagai bus tingkat merupakan salah satu alat transportasi favorit masyarakat Ibu Kota pada rentang tahun 1970 hingga 1990-an. Secara fisik, bentuk bus ini terbilang unik karena memiliki dua tingkat, dengan kata lain, bus ini mampu membawa penumpang lebih banyak dari bus biasa.
Baca juga: Bus Double Decker di London Jadi ‘Solusi’ Hidup Sejahtera Bagi Tunawisma
Merujuk ke istilahnya, orang lebih banyak mengenal Double Decker sebagai ikon kota London, namun siapa menyangka kalau bus yang namanya sempat dijadikan salah satu merek makanan ringan ini pertama kali diciptakan di Paris pada tahun 1853. Ini merupakan salah satu bus pengangkut penumpang yang menggunakan mesin bertenaga kuda. Tidak hanya di London, beberapa Negara di belahan dunia lainnya juga turut menggunakan bus tingkat ini sebagai salah satu alat transportasi masal, seperti Jerman, Denmark, Banglades, India, termasuk Indonesia.
Di Inggris sendiri, para pengemudi Double Decker lebih memilih untuk mengemudikan bus ‘tumpuk’ ini daripada mengemudikan bus gandeng. Double decker dinilai lebih efisien dalam membawa penumpang karena panjang bus yang standar. Selain alasan tadi, Double Decker juga dinilai lebih aman untuk melintas jalanan sempit di kota London.
Mayoritas bus yang digunakan di Inggris adalah Double Decker, dan salah satu contohnya yang paling ikonik adalah AEC Routemaster (Associated Equipment Company Routemaster), bus yang menjadi alat transportasi pilihan warga Inggris selama lebih dari setengah abad, yang pertama kali diperkenalkan pada September 1956. Dengan bentuk yang menyerupai bus yang di bagian depan sebelah kanannya sedikit menjorok ke dalam, dan memiliki warna merah cerah, membuat bus ini mudah diingat dan melegenda. Sayangnya, busini dinilai kurang mampu untuk membawa penumpang yang memiliki keterbatasan fisik, maka bus ini tidak lagi beroperasi sejak 2005. Setelah tidak beroperasi lagi, pemerintah Inggris lalu mengeuarkan kebijakan dengan membuka jalur khusus untuk AEC Routemaster sebagai bus wisata.
Sejarah mencatat, pada tahun 1941, seorang bernama Phyllis Thompson adalah wanita pertama yang memiliki lisensi untuk mengemudikan Double Decker. Ia tergabung dalam sebuah perusahaan transportasi bernama Felix Motor Ltd. dan Hatfield.
Pada periode awal bus ini menjelma sebagai alat transportasi massal, posisi dari pengemudi ini terpisah dengan tubuh bis. Penumpang masuk melalui pintu yang berada di bagian belakang bus lalu kondektur mulai berkeliling untuk menagih tarif dari para penumpang. Tapi sekarang, para penumpang masuk melalui pintu yang terletak di depan, layaknya bus pada umumnya dan langsung membayar tarif perjalanan kepada si pengemudi.
Pada tahun 2007, Double Decker bertenaga campuran mulai masuk Inggris dan mengambil route 141, yaitu rute yang menghubungkan Tottenhall Road dan London Bridge Station. Setahun berselang Double Decker dengan teknologi lebih canggih turut meramaikan dunia transportasi di London. Pada tahun yang sama, Routemaster versi terbaru diperkenalkan dan mulai beroperasi pada 20 Februari 2012, berbarengan dengan perhelatan Olimpiade Musim Panas 2012. Karena sudah menjadi ikon kota London, sepertinya agak sulit untuk menyingkirkan Double Decker dari dunia transportasi Negara yang dipimpin oleh seorang Ratu itu. Hal ini dibuktikan dengan didatangkannya lima All-Electric Doubble Decker dari Cina pada Oktober 2015 lalu. Sebagai informasi tambahan, ini merupakan Double Decker jenis terbaru di dunia.
Baca juga: Odong-Odong Keren (Oren), Double Decker Khas Depok
Kini bentuk dari double decker ini sudah banyak berubah. Lekukan yang lebih halus, dan dengan interior yang lebih modern pula membuat Double Decker ini semakin nyaman untuk dikendarai. Bagi Anda yang penasaran dengan bentuk AEC Routemaster, Anda dapat melihatnya di film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban.