Royalti oh royalti, ini membuat para pemilik perusahaan otobus (PO) akhirnya abil Langkah untuk tidak menyetel musik di armada mereka ketika beroperasi. Salah satunya adalah PO Haryanto asal Kudus, Jawa Tengah mengambil keputusan besar ini.
Mereka untuk sementara tidak memutar lagu selama perjalanan. Bahkan televisi pun tidak dinyalakan demi menghindari pengenaan royalti. Dirangum dari berbagai laman sumber, Kustiono yang adalah operator bus mengungkapkan, keputusan ini diambil setelah mendapatkan pemberitahuan dari pusat di Jakarta.
“Pada 16 Agustus 2025, kami mengirimkan surat edaran kepada semua awak armada. Isi suratnya dilarang memutarkan lagu atau musik dari YouTube, playlist USB, maupun media lainnya di dalam bus sampai pemberitahuan lebih lanjut,” jelas Kustiono.
Adanya penghentian sementara ini, pihak PO Haryanto belum melihat dampak yang jelas dari penumpang. Pasalnya penghentian pemutaran lagu ini baru berjalan beberapa hari.
Seorang pecinta bus Anton yang diwawancarai KabarPenumpang.com mengaku, belum bepergian menggunakan bus. Namun dengan tidak adanya lagu dalam perjalanan, menurut Anton ini bisa membuat perjalanan jadi membosankan.
“Kalau ada lagu kan lebih enak perjalanannya. Kalau jalan malam lumayan bisa tidur sambil dengar lagu. Intinya lagu gak bikin bosen sih apalagi kalau hanya duduk saja,” ungkap Anton.
Untuk diketahui, PO Haryanto yang memiliki jaringan di Muria, Solo, Madura, Pekalongan, Pemalang, Jakarta dan berbagai kota lainnya ternyata tengah merasakan krisis penumpang. Bahkan ini penurunan jumlah penumpangnya cukup drastis dibandingkan sebelumnya.
Penurunan penumpang ini terjadi sebelum Pemilu 2024 lalu dan totalnya mencapai 30 persen. Sebelum masa itu, PO Haryanto mengaku per bulan bisa melayani 100 ribu penumpang dengan jumlah penumpang per harinya 2000 orang di semua rute. Sedangkan sekarang hanya 60 ribuan penumpang per bulannya.
Sedangkan untuk bus wisata juga menurun meski tak terlalu signifikan. Ini yang kemudian membuat upaya peremajaan bus mengalami penundaan.
“Kalau kondisi ekonomi membaik, kami berencana melakukan peremajaan armada seperti dulu. Karena tahun 2024 lalu, kami masih menambambah 20 unit armada baru di sejumlah rute yang ada. Namun dengan kondisi ekonomi yang lesu dan jumlah penumpang yang yerus menurun, manajemen saat ini memilih strategi bertahan,” ujarnya.
PO Haryanto saat ini memiliki 200 an unit dengan 150 di antaranya masih aktif beroperasi.
Bodi Bus Transjakarta Penuh Karakter IP Lokal untuk Kampanye “Maju Dari Aku”