Tuesday, April 30, 2024
HomeAnalisa AngkutanSatu Tahun Pasca Invasi, Layanan Penerbangan Domestik Rusia Masih 'Sehat', Ini Resepnya

Satu Tahun Pasca Invasi, Layanan Penerbangan Domestik Rusia Masih ‘Sehat’, Ini Resepnya

Invasi Rusia ke Ukraina telah berjalan lebih dari satu tahun, sebagai dampaknya langsung dirasakan oleh industri dan layanan dirgantara di Negeri Beruang Merah. Beragam Pembatasan dan sanksi ekonomi telah membuat babak belur industri penerbangan di Rusia. Meski mengalami kemerosotan, namun, sampai ini layanan penerbangan sipil di Rusia masih tergolong sehat, di mana sebagian besar maskapai masih mampu melayani penerbangan di negara dengan luas daratan terbesar ini.

Baca juga: Masih Disanksi, Maskapai Rusia Mulai Mengkanibal Pesawat Barat

Hal tersebut bisa terjadi lantaran maskapai Rusia mampu mendapatkan suku cadang yang cukup untuk mempertahankan layanan domestik yang kuat di negara mereka yang luas. Ketersediaan suku cadang pun menjadi tema bahasan menarik, lantaran dengan sanksi rapat dari AS da Eropa Barat, maskapai Rusia masih mampu mendapatkan pasokan suku cadang. Dari manakah asal suku cadang yang dimaksud?

Dikutip dari Forbes.com, sejak dimulainya perang Rusia dengan Ukraina, GA Telesis, distributor suku cadang pesawat yang berbasis di Florida, telah menerima banyak permintaan yang mencurigakan. Mereka berasal dari perusahaan bayangan yang dibentuk selama setahun terakhir di Uni Emirat Arab dan bekas republik Soviet seperti Kazakhstan dan Tajikistan.

Sadar akan sanksi terhadap Rusia, GA Telesis meminta bukti bahwa suku cadang tersebut untuk maskapai dan pesawat tertentu. Ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan itu, mereka (para pemesan) menghilang.

Ketika AS dan Eropa pertama kali memberlakukan sanksi ekonomi setelah invasi Rusia ke Ukraina, pakar penerbangan memperkirakan bahwa maskapai penerbangan Rusia akan direduksi menjadi suku cadang kanibal untuk mempertahankan jumlah pesawat yang semakin sedikit di udara.

Maskapai S7. Foto: Unsplash/Simple Flying

Meskipun ada tanda-tanda tekanan besar, bagaimanapun, maskapai Rusia telah terbukti sangat tangguh dalam pengadaan suku cadang yang cukup untuk menjaga pesawat melintasi negara yang luas, yang bergantung pada perjalanan udara untuk menghubungkan masyarakat terpencil.

Jumlah tujuan internasional yang dilayani maskapai penerbangan Rusia telah menurun tajam karena larangan penerbangan, tetapi perjalanan udara di dalam negeri tetap sehat. Pada bulan Februari, jumlah kilometer kursi yang tersedia yang diterbangkan di dalam Rusia — ukuran utama kapasitas domestik — turun hanya 13% dari bulan yang sama tahun lalu, menurut penyedia data OAG.

Pada saat yang sama, jumlah penumpang domestik meningkat sekitar 50.000 menjadi 6,5 juta, menurut surat kabar Kommersant. Pada bulan April, maskapai penerbangan Rusia telah menjadwalkan 2% lebih banyak kilometer kursi.

Hingga Rabu, ada 793 pesawat penumpang dan kargo besar yang beroperasi di Rusia, turun 101 dari pertengahan Februari tahun lalu, menurut firma analitik penerbangan Cirium. Sebagian besar penurunan tampaknya disebabkan oleh kepemilikan kembali sekitar 59 dari 483 pesawat yang disewakan kepada operator Rusia oleh pemilik asing, kata Cirium.

Untuk mendapatkan suku cadang pesawat, Rusia diduga mengikuti pedoman yang ditulis oleh Iran, negara yang telah lama dikenai sanksi, yakni bekerja melalui perantara yang mengarahkan komponen melalui berbagai perantara untuk mengaburkan tujuan akhir mereka.

Rusia juga gencar memproduksi suku cadang di dalam negeri, terutama untuk operasional pesawat-pesawat dari merek produksi dalam negeri, seperti Sukhoi dan Tupolev.

Rusia diyakini menemukan mitra yang bersedia di bekas republik Soviet dan negara-negara seperti Turki, India, dan Cina. Tapi itu mahal. Dengan pemotongan setiap perantara, harga bisa berkisar antara dua hingga lima kali lipat dari tarif normal, menurut sumber industri, dengan waktu tunggu yang lebih lama.

Yang pasti, pesawat Rusia tidak menginspirasi kepercayaan diri dalam hal keselamatan. Bagian-bagian yang dapat diperoleh maskapai penerbangan di pasar gelap dan dengan kanibalisasi sangat sedikit dan butuh waktu lebih lama untuk mendapatkannya, kata Andrey Patrakov, pendiri RunAvia, sebuah perusahaan yang berbasis di Moskow yang membuat perangkat lunak pemeliharaan dan manajemen logistik.

Baca juga: Senjata Makan Tuan, Sanksi Barat ke Rusia Bikin Lessor dan Insurer Barat ‘Ribut’ di Pengadilan

Kisah-kisah horor telah membuktikan, pada akhir Februari 2023, sebuah Boeing 737 yang dioperasikan oleh Rossiya Airlines melakukan pendaratan darurat setelah kabin mengalami penurunan tekanan.

Beberapa minggu sebelumnya, sebuah Azur Air Boeing 767 membatalkan lepas landasnya dari Phuket, Thailand, setelah api keluar dari mesin. Tidak ada yang dilaporkan terluka dalam kedua insiden tersebut

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru