Sunday, April 28, 2024
HomeHot NewsSeandainya 'Dengarkan' Peringatan NATO, Antonov An-225 Mryia Seharusnya Bisa Diselamatkan

Seandainya ‘Dengarkan’ Peringatan NATO, Antonov An-225 Mryia Seharusnya Bisa Diselamatkan

Hingga hari ini, banyak orang yang masih tak percaya bahwa pesawat angkut (kargo) terbesar di dunia Antonov An-225 Mryia, telah hancur akibat serangan Rusia. Dengan status Bandara Hostomel (Gostomel) yang menjadi battle ground antara pasukan Rusia dan Ukraina, maka saat itu cukup sulit untuk mengetahui nasib An-225, berulang kali publik hanya bisa menganalisa dari citra satelit, sampai akhirnya toh dapat dipastikan bahwa An-225 telah hancur berikut hanggarnya.

Baca juga: Bandara Hostomel, Saksi Bisu Kehancuran Pesawat Angkut Terbesar Antonov An-225 Mryia

Dikutip dari simpleflying.com (20/3/2022), terungkap sebuah pernyataan dari seorang pilot yang bekerja di Antonov Aircraft. Disebut sebagai Mayor Dmytro Antonov, ia memposting keterangannya di YouTube pada 18 Maret lalu, dimana ia menuduh manajemen Antonov sengaja mengabaikan peringatan dari NATO mengenai invasi Rusia yang bakalan terjadi.

Dmytro Antonov membahas mengapa pesawat tidak dipindahkan dari Ukraina, ke wilayah yang lebih aman, terutama pada hari-hari menjelang invasi Rusia.

“Tidak ada keputusan untuk memindahkan pesawat ke mana pun. Padahal pesawat itu bisa dipindahkan ke Rzeszów (bagian selatan Polandia), atau bisa juga dipindahkan ke Leipzig (Jerman). Mengapa Leipzig? Karena pada 26 Januari, ada peringatan dari NATO melalui Antonov Logistics di Jerman untuk relokasi semua pesawat kami. Personel penerbangan, suku cadang, dll [dapat diangkut] ke Leipzig mengingat kemungkinan terjadinya perang. Tapi sayangnya, tidak ada jawaban untuk pertanyaan ini…Dan seperti yang saya katakan, tidak ada keputusan atau kemauan untuk merelokasi pesawat terutama pada tanggal 15 dan 23 Februari,” ujar Dmytro Antonov. Sejauh ini, belum ada respon dari Antonov Aicraft atas pernyataan Dmytro Antonov.

Antonov An-225 Mriya terbang perdana pada 21 Desember 1988. Ketika itu, Uni Soviet masih eksis meski sudah mengalami beberapa kemunduran. Setelah Uni Soviet runtuh pada 26 Desember 1991, perusahaan Antonov Airlines, termasuk pesawat Antonov An-225 Mriya, jatuh ke tangan Ukraina.

Mengingat posisinya yang rentah sebagai musuh Rusia, Ukraina pun mencoba bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutu di NATO. NATO sendiri coba memanfaatkan Ukraina untuk mendukung program SALIS atau Strategic AirLift International Solution melalui kerjasama stategis pada tahun 2018 lalu.

Baca juga: Maksa Mendarat di Tengah Kabut Tebal, Antonov An-225 Mriya Alami Kerusakan

Kerjasama ini memberi NATO kemampuan transportasi kargo besar menggunakan pesawat An-22, An-225, dan IL-76, ke sembilan negara aliansi NATO, mulai dari Belgia, Republik Ceko, Perancis, Jerman, Hongaria, Norwegia, Polandia, Slovakia, Slovenia, dan Slovenia.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru