Apa yang Anda tahu tentang panduan keselamatan dalam penerbangan? Apakah Anda menjadi orang yang selalu mengabaikannya karena sudah merasa sudah ‘paham’ tentang prosedur keselamatan penerbangan?
Mungkin, terlihat biasa dan mudah, tetapi saat terjadi sesuatu insiden di pesawat, kecenderungan yang muncul penumpang akan panik dan lupa tentang metode-metode keselamatan yang telah menjadi standar baku. KabarPenumpang.com merangkum dari telegraph.co.uk (20/7/2017) Otoritas Penerbangan Sipil di Inggris menyebut bahwa rata-rata terjadi satu penumpang meninggal dari 287 juta penumpang yang dibawa dari atau ke bandara di Inggris.
Baca juga: Peragaan Alat Keselamatan Penerbangan, Masih Efektifkah?
Beberapa waktu lalu, awak kabin British Airways melaksananakan pelatihan keselamatan. Dalam pelatihan tersebut para awak kabin harus bisa menyelamatkan semua penumpang secepat mungkin, mengarahkan orang keluar dari pesawat dan tanggap dalam menangani jika terjadi kebakaran.
Sebenarnya tidak ada persyaratan hukum bagi awak kabin untuk ‘mendikte’ penumpang untuk mendengarkan dan memperhatikan peragaan alat-alat keselamatan yang berlangsung sebelum pesawat lepas landas. Sebab, bila penumpang tidak melihat dan mendengar dengan baik cara-cara penggunaan alat-alat keselamatan, nantinya bila terjadi sesuatu pada pesawat, penumpang tersebutlah yang akan menanggung akibatnya sendiri.
Tetapi, para awak kabin memiliki kewajiban untuk turun tangan jika ada penumpang yang gaduh. Dalam penerbangan, pastinya ada jaket keselamataan (pelampung) yang terletak di bawah tempat duduk Anda. Sebaiknya saat ada penjelasan tentang pelampung, Anda bisa mengecek ada tidaknya pelampung di bawah tempat duduk Anda.
Baca juga: Pentingnya Pelampung Untuk Keselamatan Penerbangan
George Hobica, pakar penerbangan dan pendiri airfarewatchdog.com pernah mengatakan banyak penumpang yang membawa pulang pelampung sebagai oleh-oleh. Padahal, hal tersebut merupakan pelanggaran berat dan dapat dihukum pidana. “Beberapa maskapai memeriksa setiap kursi sebelum penumpang masuk dalam pesawat, dan bisa dilakukan beberapa kali dalam sehari bila pesawat tersebut melakukan beberapa kali penerbangan. Sebab salah seorang penumpang bisa saja mencuri pelampung tersebut, jadi saya belajar ada baiknya periksa pelampung ada tidak di tempatnya,” ujar Hobica.
Slide Darurat
Tak hanya soal pelampung, dalam penerbangan terkadang ada pendaratan yang direncanakan dan tidak terencana. Dimana yang saat terencana para awak kabin mengetahi sesuatu yang buruk akan terjadi sehingga harus melakukan pendaratan darurat seperti kebakaran atau kegagalan mesin. Untuk tidak terencana karena tanpa adanya peringatan atau terjadi serangan teroris.
Dalam pendaratan darurat, emergency slide (slide darurat) juga akan digunakan dalam penyelamatan. Dalam kondisi ini, biasanya ada penumpang yang enggan untuk turun dari slide, sehingga awak kabin dapat memaksa mendorog, menendang dan berteriak agar penumpang tersebut bisa turun. Secara teori dalam waktu 60 detik slide darurat dapat menurunkan hingga 150 orang. Biasanya slide digunakaan juga untuk pendaratan darurat di air. Selain menggunakan slide, penumpang juga diwajibkan untuk menggunakan pelampung saat melakukan pendaratan di air.
Baca juga: 10 Pendaratan Dramatis Sepanjang Sejarah Penerbangan
Kebakaran
Bila masalah yang terjadi adalah kebakaran, para awak kabin bisa memberitahu ataupun tidak pada penumpang tergantung besar api dan lokasi kebakaran tersebut. Jika berada di panel pintu atau tempat duduk maka akan diberitahu. Namun, jika kebakaran terjadi di dapur, tidak akan ada pemberitahuan apapun.
Dengan adanya kebakaran, oksigen dalam kabin akan berkurang dan biasanya masker oksigen akan turun dan bisa digunakan oleh penumpang. Tak hanya itu, masker oksigen juga akan turun bila memang dalam ketinggian tertentu oksigen dirasa kurang. Dalam panduan Telegraph Travel untuk mengatasi kecelakaan pesawat, penumpang disarankan untuk menghitung jumlah baris dari tempat duduk mereka ke pintu keluar terdekat.