Dengan mengusung jargon #SekarangSemuaBisa, Garuda Indonesia memulai kampanye efisiensi pesawat berbadan kecil. Flag Carrier Ibu Pertiwi tersebut memperkenalkan kategori tiket baru yang diberi nama Garuda Eco-Basic. Lalu, apa hubungannya hashtag #SekarangSemuaBisa dengan tiket Eco-Basic tersebut?
Baca Juga: Di 2018, Garuda Indonesia Canangkan Buka 30 Rute Penerbangan Baru
Berdasarkan pantauan langsung KabarPenumpang.com pada Senin (28/5/2018), Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, “Kami perkenalkan kelas tiket baru. Di bawah harga ekonomi. Di saat yang sama kami kurangi fasilitasnya. Intinya mengajak penumpang yang belum terbang dengan Garuda Indonesia,” tutur Pahala di hadapan sejumlah awak media.
Pahala sendiri mengaku harga tiket subclass Eco-Basic Garuda Indonesia lebih murah sekitar 15 hingga 20 persen ketimbang kelas ekonomi, dan memiliki keterbatasan di sejumlah layanannya. “Kami hanya menyediakan 12 kursi di setiap penerbangannya,” terang Pahala ketika ditanya kapasitas bangku yang disiapkan untuk subclass Eco-Basic.
Selain itu, penumpang pun dilarang untuk menyimpang hand luggage di bagasi kabin dan hanya diperbolehkan untuk membawa satu barang saja yang dapat diletakkan di bawah bangku penumpang. Kendati begitu, kapasitas bagasi yang diijinkan Garuda tetaplah sama dengan subclass lain. “Bagasi tetap 20 kilogram,” tukas Pahala.
Garuda Miles yang biasa Anda dapatkan ketika membeli tiket reguler Garuda pun tidak akan Anda dapatkan ketika membeli tiket di subclass Eco-Basic, pun dengan layanan special meal yang ditawarkan oleh maskapai plat merah tersebut. “Premium check-in, priority boarding, fast track, dan lounge access tidak diperkenankan (bagi penumpang subclass Eco-Basic),” ujar Mantan Direktur Pelaksana Bidang Keuangan dan Strategi Bank Mandiri tersebut.
Menyoal armada yang digunakan, Pahala menuturkan bahwa layanan subclass baru ini menggunakan ATR 72-600 dan CRJ 1000 Next Gen dari Bombardier. Dengan mengandalkan 22 rute penerbangan, adapun misi utama Garuda Indonesia dalam menghadirkan layanan Eco-Basic adalah, “Meningkatkan utilitas pesawat (ATR dan CRJ) dan Seat Load Factor (SLF),” ungkap Pahala.
Baca Juga: Lebaran 2018: Garuda Indonesia Tingkatkan Kapasitas Penerbangan Hingga 8 Persen
Berikut adalah rute penerbangan subclass Eco-Basic yang diperkenalkan Garuda Indonesia sejak 21 Mei 2018 kemarin.
1. Medan (KNO) – Gunung Sitoli/Nias (GNS) PP
2. Medan (KNO) – Sibolga (FLZ) PP
3. Medan (KNO) – Siborong-Borong (DTB)
4. Medan (KNO) – Sabang (SBG)
5. Medan (KNO) – Lhok Semauwe (LSW)
6. Palembang (PLM) – Bengkulu (BKS)
7. Palembang (PLM) – Jambi (DJB) PP
8. Palembang (PLM) – Pangkal Pinang (PGK) PP
9. Palembang (PLM) – Tanjung Pandan (TJQ) PP
10. Pangkal Pinang (PGK) – Tanjung Pandan (TJQ) PP
11. Palembang (PLM) – Bandar Lampung (TKG) PP
12. Pontianak (PNK) – Ketapang (KTG) PP
13. Balikpapan (BPN) – Palangkaraya (PKY) PP
14. Balikpapan (BPN) – Pontianak (PNK) PP
15. Pontianak (PNK) – Palangkaraya (PKY) PP
16. Pontianak (PNK) – Sintang (SQG) PP
17. Pontianak (PNK) – Putussibau (PSU) PP
18. Ujung Pandang/ Makassar (UPG) – Surabaya (SUB) PP
9. Surabaya (SUB) – Semarang (SRG) PP
20. Ujung Pandang/ Makassar (UPG) – Semarang (SRG) PP
21. Surabaya (SUB) – Lombok (LOP) PP
22. Semarang (SRG) – Lombok (LOP) PP
Subclass Eco-Basic Garuda Indonesia menyiratkan aroma layanan LCC (Low Cost Carrier). Meski begitu bukan berarti Garuda Indonesia terjun ke pasar LCC, dan perlu diketahui bahwa rute yang diambil untuk subclass Eco-Basic tidak beririsan dengan rute yang dilayani oleh Citilink.
Bagaimana, #SekarangSemuaBisa naik maskapai Nomor Wahid di Indonesia, bukan?