Sunday, December 21, 2025
HomeAnalisa AngkutanSelain Jalurnya yang Tertua, Dua Stasiun di Jalur Sukabumi – Cianjur Ini...

Selain Jalurnya yang Tertua, Dua Stasiun di Jalur Sukabumi – Cianjur Ini Juga Saksi Sejarah Terkenal di Era Kolonial

Bagi yang gemar healing naik kereta api dengan rute yang relatif terjangkau, rasanya memang patut dicoba jalur kereta api yang satu ini. Ya, digadang-gadang sebagai jalur tertua dengan rute Jakarta – Bandung banyak sekali bangunan di sekitarnya yang mampu menarik perhatian penumpang kereta api saat melihatnya.

Misalnya bangunan stasiun yang saat ini dinobatkan sebagai cagar budaya dari PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) yang harus dilestarikan. Mengingat bangunan stasiun ini merupakan saksi bisu sejak era Kolonial Belanda.

Proyek pembangunan jalur kereta api ini dilakukan oleh perusahaan kereta api milik negara, Staatsspoorwegen (SS), yang memulai pembangunan jalur ini secara bertahap. Pembangunan ini terbagi menjadi tiga tahap:

1. Buitenzorg – Cicurug (27 kilometer): Jalur ini dibuka pada 5 Oktober 1881.

2. Cicurug – Sukabumi (31 kilometer): Tahap kedua dibuka pada 21 Maret 1882.

3. Sukabumi – Cianjur (39 kilometer): Jalur ini resmi dibuka pada 10 Mei 1883.

Pembukaan jalur Sukabumi – Cianjur bersamaan dengan diresmikannya Stasiun Cianjur yang mulai dibangun setahun sebelumnya. Jalur ini dikenal dengan medan yang menantang, karena harus melalui perbukitan dengan jalur yang berkelok-kelok.

Salah satu infrastruktur yang paling terkenal dari pembangunan jalur ini adalah Terowongan Lampegan. Terowongan ini memiliki panjang 686 meter dan selesai dibangun pada tahun 1882. Terowongan ini menjadi ikon tersendiri di wilayah tersebut karena merupakan salah satu terowongan kereta api tertua di Indonesia.

Nah, selain Terowongan Lampegan yang menjadi ikonik pembangunan infrastruktur sejak era Kolonial, tentunya ada stasiun yang menjadi paling terkenal di jamannya. Stasiun-stasiun ini adalah Cianjur dan Lampegan. Ternyata kedua stasiun ini dibangun pada tahun 1882 dan resmi dibuka untun umum bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api Sukabumi – Cianjur pada tanggal 10 Mei 1883.

Kedua bangunan stasiun ini menampilkan nuansa Eropa yang kental. Untuk Stasiun Cianjur terlihat lebih besar karena berada di pusat Kota Cianjur yang berjarak 500 meter dari pendopo atau pusat pemerintahan. Mengusung bangunan gaya Eropa terlihat dari tiang besi, pintu yang besar, dan berbagai bentuk arsitektur lainnya.

Selain Stasiun Cianjur, ada pula Stasiun Lampegan. Stasiun ini terletak di Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Stasiun ini memiliki peranan penting sebagai pusat pengiriman rempah-rempah. Selain berdekatan dengan terowongan, stasiun ini terkenal dengan wisata Situs Megalitikum Gunung Padang yang berjarak 8 kilometer dari Stasiun Lampegan.

Stasiun Lampegan tahun 1800-an. (Foto: Dok. IRPS)

Stasiun Lampegan sempat menjadi tempat pemberhentian terakhir kereta api lokal Cianjur dari arah Bandung. Kereta api tidak bisa diteruskan perjalanannya karena sempat adanya insiden longsor dibagian dalam terowongan. Sehingga Terowongan Lampegan ditutup sejak tahun 2001 hingga dilakukan renovasi besar-besaran dan bisa digunakan kembali sampai tahun 2010.

Stasiun tersebut juga berperan sebagai sarana utama pengiriman rempah-rempah. Bahkan hingga tahun 70-an, terdapat jalur khusus yang menuju pabrik pengolahan rempah tersebut dari kawasan Kecamatan Cibeber dan Ciampea. Uniknya Stasiun Lampegan juga sempat memiliki turntable (pemutar lokomotif) berukuran kecil saat era lokomotif uap.

Meskipun masa kejayaan stasiun ini hanya menjadi kenangan masa lalu, peran mereka sebagai bagian dari transportasi massal kereta api tetap berjalan. Tiang besi dan bagian bangunan stasiun yang telah tua namun tetap terawat akan tetap menjadi saksi bisu peran penting mereka dalam sejarah Cianjur.

Menikmati Perjalanan Kereta Api Tertua di Jawa Barat, Cuma Goceng

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru