Saturday, November 1, 2025
HomeDaratSeperti Tak Kenal Waktu, Aktivitas Langsir Kerap Kali Dilakukan di Stasiun yang...

Seperti Tak Kenal Waktu, Aktivitas Langsir Kerap Kali Dilakukan di Stasiun yang Dijuluki ‘Stasiun BBM’ Ini

Puluhan gerbong ketel/angkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) pun berjajar di jalur stasiun ini. Menggunakan lokomotif langsir yang dikirim dari Stasiun Kroya, rangkaian gerbong BBM pun kerap kali keluar dan masuk Depo Pertamina. Ya, inilah Stasiun Maos yang dijuluki stasiun BBM berada di Kabupaten Cilacap ini.

Rangkaian gerbong BBM berjejer di area Stasiun Maos.

Stasiun ini juga memiliki peran penting dalam jaringan transportasi kereta api di Indonesia karena menjadi salah satu penghubung utama bagi perjalanan kereta api di wilayah selatan Pulau Jawa. Stasiun Maos berada pada ketinggian +8 meter di atas permukaan laut dan termasuk dalam Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto.

Dilihat dari sejarahnya, Stasiun Maos pertama kali dibuka pada 20 Juli 1887, bersamaan dengan peresmian jalur kereta api yang menghubungkan Cilacap dengan Yogyakarta. Awalnya, bangunan stasiun ini mengusung gaya arsitektur Indische Empire yang khas pada masa kolonial Belanda.

Namun, pada 15 Mei 1923, gempa bumi dahsyat mengguncang daerah tersebut dan menyebabkan bangunan stasiun mengalami kerusakan parah. Sebagai upaya pemulihan, stasiun ini kemudian dibangun kembali, meskipun beberapa bagian asli tetap dipertahankan, seperti atap overcapping yang berbentuk melengkung.

Selain stasiun, bangunan unik lainnya yang dimiliki Maos khususnya peninggalan era Kolonial Belanda adalah rumah sinyal A dan B. Rumah sinyal di Stasiun Maos terletak disebelab barat dan timur yang hingga kinj masih terlihat dan kokoh. Tak seperti rumah sinyal yang terkadang dialihfungsi salah satunya sebagai pos perlintasan, di Stasiun Maoa rumah sinyal tersebut tidak digunakan sama sekali.

Atap dan tiang penyangga stasiun, terlihat masih asli. Ukiran-ukiran besi asli membuat penumpang yang naik dan turun kereta atau bahkan di dalam interior saat kereta berhenti membuat seakan kembalk ke masa lalu. Tak hanya itu, ternyata pintu baja tebal yang masih digunakan hingga kini pada ruang telegraf juga dipertahankan hingga kini.

Selain BBM, tentu saja Stasiun Maos melayani angkutan penumpang terutama di jalur selatan seperti dari arah Bandung maupun Cilacap dan dari arah Yogyakarta dan Surabaya. Semua kereta api yang singgah mayoritas dari dan ke arah Cilacap. Namun kereta api yang mengarah ke Bandung maupun sebaliknya hanya Kereta Api Argo Wilis saja yang melintas langsung.

Kini berbagai fasilitas di Stasiun Maos sudah memenuhi kebutuhan penumpang. Seperti pada area parkir yang sangat luas bisa menampung puluhan kendaraan bermotor. Hanya saja kekurangan pada ruang tunggu dekat area boarding yang cukup minimalis. Namun penumpang bisa langsung memasuki area peron setengah jam sebelum keberangkatan kereta api yang sesuai dengan tiket penumpang.

Usianya 108 Tahun, Stasiun Kebasen Tetap Ramai Sejak Berhentinya Dua Kereta Api Ini

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru