Kapas tidak hanya terkenal sebagai alat pembersih yang sering digunakan kaum hawa untuk membersihkan make up, atau di dunia medis untuk membersihkan luka. Tapi siapa sangka dunia perkeretaapian juga akrab dengan benda ringan berwarna putih ini. Eits, jangan salah sangka dulu! Tentu bukan kapas seperti yang disebutkan di atas, melainkan ada sebuah stasiun di daerah Bojonegoro, Jawa Timur yang bernama Kapas. Lucu ya namanya!
Baca Juga: Butuh? Ternyata Ini Nama Stasiun Lho!
Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, stasiun ini masuk ke dalam kategori kelas III atau stasiun kecil. Sesuai dengan namanya, stasiun yang terletak di di dekat Jalan Raya Babat-Bojonegoro ini berada di Desa Kapas, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Di sini sudah jelas bahwa penamaan stasiun ini diambil dari nama daerah tempatnya berdiri, berbeda dengan Stasiun Indro yang tidak diketahui asal usulnya mengapa stasiun tersebut dinamai seperti itu.
Stasiun dengan kode KPS ini berada di bawah teritori Daerah Operasi (Daop) VIII Surabaya, dan termasuk ke dalam kategori stasiun yang masih mudah dijangkau, karena letaknya tadi. Pada awal pembangunannya, stasiun ini hanya memiliki tiga jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus. Kini stasiun yang berada di ketinggian +20M ini sudah menambah satu jalur tambahan, sehingga terdapat empat jalur, dengan jalur 2 dan 3 sebagai sepur lurus.
Pun dengan sistem persinyalan. Sebelum dibangun jalur ganda, stasiun ini masih menggunakan sistem persinyalan mekanik. Tapi setelah dibangun jalur ganda, tidak hanya bangunan lamanya saja yang dirombak dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar, tapi juga sistem sinyal mekanik yang sebelumnya menjadi andalan, diganti dengan sistem sinyal eletrik yang lebih mutakhir.
Namun siapa sangka, nama stasiun yang identik dengan sesuatu yang putih ini pernah menyimpan kenangan tragis, dimana sebuah kecelakaan terjadi pada 23 Januari 2009 silam. Kereta Api Rajawali yang menghubungkan Stasiun Pasar Turi di Surabaya dan Stasiun Semarang Tawang tidak bisa menghindari tabrakan dengan Kereta Barang Antaboga di Stasiun Kapas, tepatnya di jalur nomor 1.
Baca Juga: “Tanggung,” Stasiun Kedua Tertua di Indonesia, Masih Beroperasi dan Jadi Cagar Budaya
Kecelakaan terjadi diduga karena keteledoran masinis dan asisten masinis KA Rajawali, yaitu melanggar sinyal masuk ketika aspek (isyarat) sinyal masih menandakan bahaya. Ditambah dengan petugas PPKA Stasiun Kapas tidak memindahkan wesel ke jalur dua yang masih kosong, alhasil tabrakan pun tak terelakkan. Masinis dan asisten masinis Kereta Barang Antaboga tewas seketika akibat terjepit lokomotif yang ringsek. Serem ya!
Walaupun insiden tersebut meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan, tapi biarlah itu menjadi satu kenangan pahit bagi stasiun ini dan dipetik pelajarannya agar lebih berhati-hati dalam bertugas. Kini, stasiun tersebut masih beroperasi hingga sekarang, walau hanya ada satu layanan perjalanan melalui stasiun ini, yaitu Ekonomi Lokal/KRD Bojonegoro tujuan Bojonegoro dan tujuan Sidoarjo (lokal ekonomi AC).