KMP Legundi dengan bobot 5.000 ton sampai saat ini dikenal sebagai kapal ferry RoRo (Roll On Roll Off) terbesar yang berhasil diproduksi di Dalam Negeri. Sementara juga dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry, ada sosok kapal ferry yang jauh lebih besar dengan bobot lebih dari 15 ribu ton, dan yang dimaksud adalah KMP Port Link.
KMP Port Link, kapal teranyar milik PT ASDP Indonesia Ferry ini didatangkan langsung dari Inggris. Namun, yang membuat kapal ini unik adalah tempat perakitan kapal ini yang sama dengan tempat perakitan RMS Titanic, kapal feri legendaris yang karam karena menghantam bongkahan es raksasa di Samudera Atlantik Utara pada April 1912.
Baik KMP Port Link maupun RMS Titanic dibuat di galangan utama milik Harland and Wolff Ltd Belfast yang bermarkas di kota Liverpool, Inggris. RMS Titanic dibangun pada tahun 1908, sedangkan KMP Port Link dibangun pada tahun 1986. Adapun kesamaan lain yang ditemukan dari KMP Port Link dan RMS Titanic adalah keduanya sama-sama menyandang predikat sebagai kapal mewah. RMS Titanic merupakan kapal dengan fasilitas paling menonjol pada masanya, begitu juga dengan KMP Port Link. Gelar kapal termewah yang dimiliki Indonesia ini disematkan karena fasilitas yang ditawarkan di dalamnya, seperti bar, café, mini market, hingga studio movies.
Menurut data yang dilansir dari marinetraffic.com, kapal ini menggunakan AIS Vessel Type: Passenger. AIS (Automatic Identification System) merupakan sebuah sistem pelacakan otomatis digunakan pada kapal dan dengan pelayanan lalu lintas kapal untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal oleh elektronik pertukaran data dengan kapal lain di dekatnya. Informasi yang diperoleh dari AIS yang dilengkapi dengan radar laut, menjadi metode utama untuk menghindari kecelakaan laut, seperti tabrakan antar kapal dan lain-lain.
Kapal ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat melaju pada kecepatan 9 sampai 10 knot, walaupun pada kenyataannya kapal ini dapat melaju hingga 15 knot. Jadi, waktu tempuh yang diperlukan kapal ini untuk menyebrangi Selat Sunda adalah 2 jam. Berdasarkan kabar yang dilansir oleh liputan6.com, Chief Officer KMP Port Link, Lutfi Pratama mengatakan ada 4 jadwal keberangkatan kapal ini, baik dari pelabuhan Bakauheni maupun dari pelabuhan Merak.
Dalam istilah kapal layar, ada yang namanya tonase kotor atau Gross Tonnage (GT), yaitu perhitungan volume seluruh ruang yang terletak di bawah geladak kapal ditambah dengan volume ruang tertutup yang berada di atas geladak ditambah dengan isi ruangan berserta seluruh ruang tertutup yang berada di geladak paling atas. Adapun GT dari kapal ini adalah 15.351 ton. Selain GT, istilah lain yang sering digunakan dalam dunia kapal layar adalah Dead Weight Tonnage (DWT), yaitu berat keseluruhan kapal dengan kondisi muatan penuh dikurangi berat kapal kosong termasuk permesinan dan perpipaan. Untuk DWT kapal ini adalah 3.625 ton.
Kapal dengan panjang 122,51 meter, lebar 21 meter dan draft 5,02 meter ini dapat menampung penumpang hingga 1500 orang. Kapal ini juga dilengkapi dengan 2 deck khusus, yaitu deck pertama dapat menampung kendaraan besar seperti bus dan truk hingga 40 kendaraan, dan deck kedua khusus untuk kendaraan pribadi yang muat hingga 100 kendaraan. Walapun kapal ini memiliki kapasitas maksimal penumpang hingga 1500 orang, namun jumlah alat keselamatan yang disediakan oleh kapal ini mencapai 1800 buah, dimaksudkan supaya memberikan cadangan apabila ada alat keselamatan yang tidak dapat berfungsi secara normal. Terdapat pula 6 sekoci yang dapat digunakan dalam keadaan darurat.