Mirip seperti nama buah, stasiun ini berada di area Malang, Jawa Timur. Ya, Stasiun Blimbing merupakan stasiun kecil yang berada di jalur utama perlintasan kereta api Malang-Bangil. Stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur tersebut Lokasi stasiun ini berada di Jalan Stasiun No. 1 Purwodadi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Stasiun ini berada di petak antara Stasiun Malang Kota Baru dengan Stasiun Singosari. Untuk bangunannya sendiri terlihat mulai dari awal hingga saat ini, Stasiun Blimbing masih belum ada perubahan seperti renovasi. Hal tersebut karena jumlah penumpang yang naik dan turun di stasiun ini tidak begitu banyak.
Diketahui Stasiun Blimbing hanya melayani penumpang lokal dari dan menuju Surabaya yang melintasi jalur selatan. Untuk Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) tidak berhenti di stasiun ini. Sistem persinyalan di Stasiun Blimbing pun masih mempertahankan keasliannya, yaitu menggunakan sistem mekanik baik sinyal lengan maupun wesel.
Dilihat dari sejarah, Stasiun Blimbing memang patut untuk dibahas. Karena pada era Hindia-Belanda, stasiun ini merupakan stasiun singgah yang merupakan pertemuan jalur tram yang berbeda perusahaan. Ya, pada masa itu, stasiun ini menjadi stasiun singgah bagi perusahaan trem swasta yang beroperasi di wilayah Malang Raya bernama Malang Stoomtram Maatschappij (MS). Saat itu, keberadaan Stasiun Blimbing menopang jalur utama trem ke arah Malang Timur, atau Tumpang.
Sejarah menyebutkan bahwa dulu di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing ada dua stasiun memiliki nama yang sama, yaitu Blimbing. Pada masa kolonial Belanda, kedua stasiun tersebut menjadi tempat transit barang dan penumpang dari arah Tumpang, Gondanglegi, menuju Bangil (Pasuruan), dan Surabaya. Namun, pada 1968, salah satu stasiun tersebut ditutup. Jejak bangunannya kini menjadi permukiman warga.

Jaraknya sekitar 25 meter dari Stasiun Blimbing, dulu ada layanan Kereta Api (KA) yang bisa membawa penumpang ke beberapa tujuan. Bisa ke pusat Kota Malang, Singosari, atau Tumpang. Saat ini, bangunannya berubah menjadi kompleks pertokoan dan permukiman warga. Area itu masuk wilayah RW 10, Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Blimbing.
Bangunan tersebut adalah bekas Stasiun Blimbing trem atau Blimbing Malang Stoomtram Maatschappij (MS) terlihat dari kayu penyangga di bagian langit-langitnya. Kayu itu berbentuk garis-garis seperti yang ditemukan di bangunan stasiun peninggalan MS lainnya. Seperti di Dampit, Gondanglegi, dan Jagalan.
Bekas jalur trem ke arah Tumpang kini beralih fungsi menjadi jalan yang kini dikenal sebagai Gang Bakti dan Stasiun. Letaknya bersebelahan dengan Stasiun Blimbing yang kini masih beroperasi karena dua bangunan itu milik dua perusahaan yang berbeda. Stasiun Blimbing yang hingga kini aktif adalah peninggalan dari perusahaan Staatspoorwagen (SS) milik negara yang dibangun sekitar tahun 1878.
Untuk stasiun yang dioperasikan MS, beroperasi mulai 27 April 1901. Rute yang dilalui dua KA dari stasiun itu juga berbeda. Stasiun Blimbing SS melayani KA jurusan Surabaya, Pasuruan, dan Blitar. Sedangkan MS melayani rute ke Singosari, Tumpang, dan Jagalan melewati Kajoetangan. Dari Stasiun Jagalan, akan diteruskan menuju ke Malang Kotalama, Gondanglegi, dan Dampit.
Okupansi kedua stasiun tersebut terbilang ramai ketika keduanya masih beroperasi. Karena, dua stasiun dengan jarak sangat dekat itu cukup ideal untuk tempat transit atau interchange barang dan penumpang meski kedua stasiun tersebut tidak terhubung rel langsung.Jadi hasil bumi yang dari daerah Malang Timur akan dibawa ke Blimbing. Kemudian dipindahkan ke gerbong barang milik perusahaan SS.
Pada awal pembangunannya, Stasiun Blimbing MS hanya berupa halte kayu. Seiring waktu, banyak perubahan yang dilakukan karena ramainya okupansi penumpang. Tahun 1915 di sekitar Stasiun Blimbing MS juga dibangun rumah dinas untuk kepala stasiunnya.
Sayangnya, setelah beroperasi selama 67 tahun, Stasiun Blimbing MS akhirnya ditutup pada tahun 1968. Sebagai dampak dari ekspansi jalan aspal di wilayah Malang Raya. Moda transportasi trem kemudian digantikan mobil dan bus. Namun, keberadaan Stasiun Blimbing tetap dipertahankan. Stasiun ini kini menjadi jalur penghubung Stasiun Malang Kotabaru di sebelah selatan dengan Stasiun Singosari di utara.
Menguak Mungilnya Stasiun Singosari yang Merupakan Gerbang Sejarah Besar Perkeretaapian
