Sunday, October 5, 2025
HomeAnalisa AngkutanStasiun Cikajang Bakalan Aktif Lagi, Nagrek Jadi Stasiun Tertinggi Kedua di Indonesia

Stasiun Cikajang Bakalan Aktif Lagi, Nagrek Jadi Stasiun Tertinggi Kedua di Indonesia

Jalur kereta api Cibatu–Cikajang adalah jalur kereta api cabang dari lintas selatan Pulau Jawa yang menghubungkan Stasiun Cibatu dengan Stasiun Cikajang di Kabupaten Garut dengan panjang lintas kurang lebih 47 km (29 mi), termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung.

Saat ini hanya jalur Cibatu–Garut yang beroperasi pascareaktivasi 2019–2022, sedangkan jalur Garut–Cikajang menjadi perbincangan di media bahwa perencanaan aktifnya jalur tersebut sudah jadi pembahasan oleh pemerintah pusat.

Dilansir dari Wikipedia, Stasiun Cikajang dibangun bersamaan dengan pembangunan lintas Garut Cikajang, sebagai hasil dari percobaan jalur kereta api ekstrem lintas pegunungan serta menjaring pusat perekonomian ketiga di Garut, yaitu di daerah Cikajang. Dibangun pada tahun 1926, stasiun ini dibuka pada 1 Agustus 1930. Stasiun ini terletak pada ketinggian 1.246 mdpl dan menjadi stasiun kereta api tertinggi di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Bekas bangunan Stasiun Cikajang. (Foto: Dok. Istimewa)

Saat masih aktif, Stasiun Cikajang selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian dengan kereta api. Stasiun tersebut melayani perjalanan ke Garut empat kali sehari. Tak hanya angkutan penumpang, kereta api itu juga membawa hasil bumi seperti teh dan kopi.

Pada masa jayanya, penumpang yang menggunakan jasa kereta api di Stasiun Cikajang tidak hanya warga setempat, namun juga para wisatawan dari luar negeri yang ingin merasakan keindahan jalur kereta api pegunungan di lintas Cibatu-Garut. Sayangnya, Stasiun Cikajang ditutup pada tahun 1982 karena sarana yang sudah tua dan kalah bersaing dengan angkutan umum yang saat itu mulai berkembang.

Rute jalur KA menuju Stasiun Cikajang. (Dok: Djoko Setijowarno)

Nagreg, Mengenal Stasiun Kereta Aktif Tertinggi Di Indonesia

Upaya Reaktivasi Jalur Garut – Cikajang
Setelah suksesnya penyelesaian jalur KA Cibatu – Garut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana akan melanjutkan pembangunan/reaktivasi jalur Garut – Cikajang sepanjang 28 kilometer. Kepala Dishub Kabupaten Garut, Satria Budi menjelaskan, persiapan yang dilakukan pihaknya bersama PT. KAI antara lain dengan mulai melakukan inventarisasi aset di sepanjang jalur kereta api (KA) dari Stasiun Garut Kota ke Stasiun Cikajang yang akan diaktifkan kembali.

Reaktivasi jalur KA mati di wilayah Garut ini, merupakan program nasional yang kini didorong oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi untuk segera direalisasikan, sehingga akan menyambungkan kawasan Cibatu – Garut Kota – Cikajang.

Potongan rel yang ditemukan dekat area Stasiun Cikajang. (Foto: Dok. Istimewa)

Besaran anggaran yang dibutuhkan untuk reaktivasi jalur tersebut, ucap Satria, sebesar Rp1,5 triliun yang dibutuhkan untuk persiapan penghitungan perbaikan jalur, bangunan stasiun, sampai transportasi massal KA di jalur tersebut aktif melayani masyarakat.

Nantinya reaktivasi jalur tersebut diharapkan mampu mendorong distribusi produk pertanian Garut, bahkan Gubernur meminta agar disiapkan gerbong khusus untuk mengangkut hasil pertanian. Selain itu, jalur kereta api Garut juga ditargetkan memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata. Jika Stasiun Cikajang aktif, nantinya akan menjadi stasiun tertinggi setelah sebelumnya merupakan Stasiun Nagrek dengan ketinggian +848 M.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru