Thursday, April 18, 2024
HomeDaratStasiun Kedundang di Yogyakarta, Punya Arsitektur Bersejarah Tinggi

Stasiun Kedundang di Yogyakarta, Punya Arsitektur Bersejarah Tinggi

Berada di Daerah Operasional (Daop) 6 Yogyakarta, Stasiun Kedundang merupakan stasiun kelas III atau kecil. Stasiun ini berada di ketinggian +11 meter di atas permukaan laut. Letaknya berada di paling barat Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya di Kulon Progo.

Baca juga: Pasang Tarif Rp30 Ribu, KA Bandara YIA Resmi Beroperasi Hingga Stasiun Wojo

Meski bernama Stasiun Kedundang, lokasinya tidak terletak di desa Kedundang tetapi di sebelah utara desa tersebut yang berbatasan langsung dengan stasiun. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, Stasiun Kedundang, berada di lintas antara Stasiun Wates dan Stasiun Wojo.

Pada masa beroperasinya, stasiun ini berfungsi sebagai stasiun perilangan antara kereta api di masa menggunakan jalur rel tunggal. Dari kabar yang beredar, Stasiun Kedungdang dibangun antara tahun 1876 – 1887 oleh perusahaan kereta api negara pemerintah Hindia Belanda atau Staatsspoorwegen.

Karena peninggalan Belanda, stasiun ini memiliki ciri khas desain atap dan lubang ventilasi berbentuk bulat. Bahkan bentuknya mirip dengan Stasiun Sukoharjo, Stasiun Winongo, Stasiun Palbapang dan Stasiun Bantul.

Stasiun Kedundang lama bercorak khas era Perumka yang memiliki beberapa ruangan seperti tuang tunggu penumpang, penjualan tiket, ruang kepala stasiun dan PPKA yang tampaknya dibangun belakangan karena bentuk bangunannya berbeda dengan bentuk asli.

Sayangnya pada 21 Juli 2007 lalu, stasiun ini dinonaktifkan untuk efisiensi setelah dibukanya jalur ganda lintas Yogyakarta menuju ke Kulon Progo. Namun jelang dibukanya Bandara Kulon Progo atau Bandara Internasional Yogyakarta, Stasiun Kedundang mulai direnovasi.

Renovasi dilakukan pada bangunan lama stasiun beserta fasilitas dan rumah dinas kecuali gardu persinyalan blok intermediet yang sudah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur baru stasiun menuju ke YIA. Renovasi tersebut mencakup ruang tunggu dan keberangkatan kereta di lantai dua, tempat transit, wajah depannya, dan tempat jual-beli tiket.

Untuk artsitekturnya tidak akan diubah lantaran sarat nilai historis tinggi. Proses pengaktifan kembali stasiun Kedundang saat ini masih dalam tahap administrasi, tapi diyakini tidak akan butuh waktu lama penyelesaiannya. Targetnya rampung tahun 2020. Jadi untuk sementara, akses kereta ke bandara NYIA akan memakai stasiun Wojo.

Baca juga: Sempat Jadi Tempat Persusulan Kereta, Stasiun Wojo Direaktivasi Untuk Transit Kereta Bandara

Jika telah selesai direnovasi, langkah selanjutnya adalah membangun sub stasiun di Solo dan di sisi utara stasiun Tugu, juga pemasangan jaringan listrik di atas perlintasan rel. Penggunaan listrik ini dinilai akan lebih efektif operasionalnya ketimbang kereta Prameks yang menjadi kereta komuter Solo-Yogya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru