Berada di wilayah Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Stasiun Kiaracondong menjadi urat nadi masyarakat wilayah Bandung dan sekitar sebagai pengguna setia kereta api. Dengan ketinggian +681 meter merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Kiaracondong, Bandung, tepatnya di batas antara Babakansari dan Kebonjayanti.
Peningkatan jadwal pemberangkatan di Stasiun Bandung menjadi alasan semua keberangkatan kereta api antarkota kelas ekonomi lintas selatan Jawa dipindahkan ke Stasiun Kiaracondong, sedangkan kereta api antarkota kelas eksekutif, campuran, dan sebagian kecil kelas ekonomi tetap dilayani di Stasiun Bandung.
Saat ini, Stasiun Kiaracondong tetap menjadi stasiun penting di Bandung, karena kebijakan PT KA yang menjadikan stasiun ini menjadi stasiun perhentian untuk KA ekonomi dari dan menuju Bandung, atau yang melewati Bandung. Sama seperti Jakarta yang memisahkan KA eksekutif/bisnis (berhenti Gambir) dan ekonomi (berhenti Pasarsenen). Begitupun bangunan stasiun yang saat ini makin bagus, megah dan juga nyaman bagi penumpang. Namun dengan adanya bangunan baru yang dilengkapi skybridge ini justru dikeluhkan oleh penumpang yang biasa naik dari stasiun ini.

Terutama belum lama ini penumpang hendak naik kereta api dengan rute Kiaracondong-Kutoarjo tidak bisa boarding dikarenakan tiket tidak bisa digunakan. Melansir dari Tribun Jabar bahwa salah satu penumpang berusia paruh baya yang mengalami hangus tiket dadakan, Lina, selaku warga Antapani mengatakan, dirinya terpaksa merelakan tiketnya hangus padahal ia datang 25 menit sebelum keberangkatan.
Padahal, tambah Lina, jadwal tiket keberangkatan kereta api yang tertera pada tiket miliknya yakni pukul 20.50 WIB. Lina juga mengungkap, bahwa aturan tersebut tidak diberitahukan sebelumnya oleh pihak PT KAI kepada dirinya. Bahkan, ada sekira 5 penumpang lainnya, termasuk penumpang yang membawa anak dan lansia, harus mengalami tiket hangus.
Tak hanya itu selain akses penghubung selepas boarding hingga peron tempat rangkaian KA diparkir yang ditempuh penuh dengan berjalan kaki, bagian lorongnya pun menanjak-menurun karena ketiadaan eskalator. Kapasitas lift yang tersedia juga cenderung terbatas. PT KAI sendiri ingin memoles bangunan baru Stasiun Kiaracondong. Termasuk opsi memasang eskalator dan lift sehingga keberadaannya lebih pantas. Hanya saja, prosesnya tidak mudah. Pasalnya, bangunan Skybridge Stasiun Kiaracondong yang dibangun dari APBN itu masih milik negara. Untuk peningkatan atau mengganti fungsi mesti terlebih dahulu mendapatkan clearance, atau izin terlebih dulu.
Jalur Ganda Kiaracondong – Cicalengka Dibangun, Kereta Api Tambah Kecepatan 100 Km Per Jam