Tuesday, December 3, 2024
HomeDaratStasiun Labuan, Pernah Jadi Stasiun di Paling Ujung Barat Pulau Jawa

Stasiun Labuan, Pernah Jadi Stasiun di Paling Ujung Barat Pulau Jawa

Bila di ujung paling timur Pulau Jawa terdapat Stasiun Banyuwangi Baru, maka sebaliknya di ujung paling barat Pulau Jawa ada yang namanya Stasiun Labuan. Namun bila ditanya, stasiun apakah yang aktif di ujung paling barat Pulau Jawa? Maka jawabannya saat ini adalah Stasiun Merak, lantaran Stasiun Labuan berstatus stasiun non aktif.

Baca juga: “Banyuwangi Baru,” Stasiun di Paling Ujung Timur Pulau Jawa

Salah satunya adalah Stasiun Labuan (LBN) yang berada di desa Labuan, Kecamatan Labuan, Pandeglang Provinsi Banten. Stasiun ini sendiri sudah nonaktif sejak tahun 1982 lalu karena kalah saing oleh moda transportasi lainnya. Stasiun yang berada di ketinggian +12 meter diatas permukaan laut tersebut merupakan stasiun paling barat di Daop I Jakarta jalur Labuan-Rangkasbitung.

KabarPenumpang.com merangkum dari berbagai laman sumber, Stasiun Labuan dibangun tahun 1906 silam oleh Staatsspoorwegen (SS) yang merupakan salah satu perusahaan kereta api Hindia Belanda. Tahun 1945, stasiun ini kemudian diambil oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) yang kini PT KAI.

Stasiun yang berada paling barat di Pulau Jawa tersebut pada masa jayanya dulu merupakan stasiun yang sibuk karena melayani naik dan turun penumpang sebanyak 53 ribu hingga 136 ribu penumpang per tahunnya. Selain itu untuk barang hampir tujuh ribu ton per tahunnya. Salah satu komoditi yang dibawa adalah ikan untuk dijual ke Tanah Abang dan mengangkut garam yang dikirim ke Stasiun Labuan.

Meski sudah 37 tahun tak beroperasi, stasiun ini masih terlihat bentuk jelas stasiun karena terpasang papan nama Stasiun Labuan di depannya. Namun, sayangnya kini bangunan itu tidak terlalu terawat. Tetapi, di belakang stasiun dekat bekas rel jalur Labuan-Rangkasbitung terdapat sebuah rumah tinggal penjaga stasiun tersebut.

Bagian depan stasiun ini ditutup menggunakan pagar bambu dan ruang tunggu kini dijadikan garasi mobil oleh penjaga. Bagian loket masih jelas terlihat dan menjadi sebuah kamar. Kursi tunggu penumpang di staisun ini pun masih kokoh untuk digunakan duduk. Lantainya beberapa sudah diganti dengan keramik yang dulunya hanya lantai semen.

Baca juga: Jalur Kereta Rangkasbitung-Saketi-Labuan Kembali Direaktivasi

Stasiun Labuan sendiri dulunya memiliki turn table dan kini lokasinya sudah menjadi pasar dan ada sebuah alat pengisi air yang masih terlihat jelas bekasnya. Namun untuk tower airnya kini sudah tidak ada lagi. Rumah kepala stasiun yang tidak jauh dari stasiun ini masih ditinggali keturunan namun bentuknya kurang baik.

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru