Banyaknya gedung pencakar langit di berbagai belahan dunia dan eksistensi stasiun di tiap kota membuat sebagian orang kreatif memikirkan sebuah ide gila, yaitu mengkombinasikan kedua fungsi bangunan tersebut. Ya, sebuah gedung pencakar langit yang memiliki stasiun kereta di dalamnya. Terbayangkah oleh Anda? Bagaimana mungkin sebuah kereta berjalan meninggalkan stasiun yang berada di sebuah gedung pencakar langit?
Baca Juga: Smart City dan Smart Airport, Bukti Integrasi Yang Tak Terpisahkan
Seperti yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman railway-technology.com, ide penggabungan dua fungsi bangunan ini diberi nama Hyper Speed Vertical Train Hub, sebuah konsep ambisius yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan pemanfaatan ruang dan konektivitas yang akan terjadi di masa depan. Konsep ini didukung oleh perkiraan PBB yang mengatakan populasi orang di dunia akan meningkat dari 3,2 miliar menjadi lima miliar orang dalam waktu 50 tahun ke depan.
Terjadinya pembengkakan kerapatan perkotaan terus memicu perdebatan mengenai pemanfaatan ruang yang tersedia. Dari sini, tantangan bagi para arsitek dan pemerintah setempat adalah untuk memikirkan bagaimana cara menghentikan siklus dari lingkaran setan ini dan merealisasikannya.
Adalah Christopher Christophi dan Lucas Mazarrasa, dua orang arsitek handal yang berada di balik tercetusnya ide Hyper Speed Vertical Train Hub pertama di dunia. “Bertujuan untuk mengatasi tantangan yang tak terelakkan yang akan dihadapi kota-kota pada tahun 2075 kelak,” tutur Christopher. Bahkan, ide ini dipuji secara terhormat dalam pagelaran eVolo 2014 Skyscraper Competition. “Lucas dan saya memutuskan untuk mengikuti kompetisi tersebut karena kami sama-sama memiliki kepentingan dalam solusi futuristik yang dapat menantang isu-isu yang dihadapi kota,” lanjutnya.
“Karena beberapa negara, seperti Inggris dan Amerika Serikat, mulai mengkonsolidasikan proposal untuk rel kecepatan tinggi, kami merasa juga akan menjadi saat yang tepat untuk mengutarakan ide pembangunan Hyper Speed Vertical Train Hub ini.Tidak hanya untuk menentang norma-norma yang saat ini ada di dalam perjalanan kereta api, tetapi juga untuk membantu mendorong orang mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam transportasi umum dan bagaimana ini bisa berjalan baik di dalam kota secara holistik,” papar Christopher.
Lalu, bagaimana cara kerja dari Hyper Speed Vertical Train Hub ini kelak? Nantinya, sebuah stasiun kereta akan berada di atas gedung, dengan jalurnya yang berada di muka gedung, yang ditutupi oleh silinder. Dengan menggunakan maglev technology, kereta akan tiba dan berangkat melalui fasad kinetik bangunan. Sekedar informasi tambahan, fasad merupakan bagian muka gedung.
Baca Juga: Wales Bangun Terminal Bus Terpadu, Sinergikan Ritel dan Perkantoran
Untuk keretanya sendiri, penumpang tidak akan duduk statis layaknya wahana roller coaster, tapi bangku kereta akan didesain menyerupai wahana ferris wheel atau wahana kincir angin raksasa, dimana bangku tidak statis dan posisi penumpang bisa tetap duduk dengan tegak. Ketika kereta tiba di tanah, maka bangku-bangku tersebut akan terkunci dan menjadi bangku statis.
Cukup inovatif bukan ide yang dicetuskan oleh dua arsitek ini? Jika di luar negeri saja bisa berusaha untuk merealisasikan ide tersebut, kenapa Indonesia tidak bisa?