Air New Zealand menyusul langkah Lufthansa melarang penumpang menggunakan pelacak bagasi (baggage tracker), Apple AirTags. Sebelumnya, aplikasi Apple AirTag booming dikalangan traveler internasional lantaran seringnya kasus bagasi hilang, tertukar, dan nyasar akibat maskapai dan bandara kekurangan staf.
Baca juga: Ada ‘Pelarangan’ Gunakan Apple AirTag dalam Penerbangan, Ini Kata Pihak Lufthansa
Dalam keterangannya kepada Simple Flying, Air New Zealand melarang penggunaan Apple AirTag lantaran dianggap berbahaya dan mengancam keselamatan serta keamanan penerbangan. Itu karena Apple AirTag terus-menerus mengirimkan sinyal blueetooth sejak alat tersebut diaktifkan. Baterai lithium pada Apple AirTag juga dianggap berbahaya saat berada di dalam kargo.
“Karena produk seperti AirTag dan Tile adalah perangkat elektronik portabel yang tidak dapat dimatikan, peraturan barang berbahaya saat ini melarangnya untuk dibawa dalam bagasi terdaftar,” jelas maskapai.
Belajar dari Luthansa yang telah memberlakukannya terlebih dahulu dan menjadi polemik, Air New Zealand tidak langsung sepenuhnya melarang penggunakan Apple AirTag dan sejenisnya, melainkan secara bertahap dan dengan syarat.
Disebutkan, Apple AirTag dan alat pelacak bagasi lainnya tetap diperbolehkan selama bisa di on/off-kan secara manual.
Sebaliknya, bagi baggage tracker yang memili fitur on/off otomatis, itu dilarang digunakan penumpang. Selama dimatikan, baggage tracker yang digunakan tentu saja tak berfungsi dan tujuan utama penumpang untuk terus melacak bagasi mereka secara real time menjadi sirna.
Sampai tahun 2022 ini, maskapai nasional Selandia Baru itu belum terlalu ketat melakukan penertiban alat pelacak bagasi semacam Apple AirTag. Tetapi di tahun 2023, itu akan diberlakukan dengan ketat.
“Sebagai bagian dari sistem manajemen keselamatan Air New Zealand, peninjauan produk ini kemungkinan akan dilakukan pada awal 2023. Setelah ini, diskusi dengan otoritas pengatur dapat dilakukan,” kata maskapai.
Apple AirTag sejatinya bukan hanya pelacak bagasi. Lebih dari itu, Apple AirTag adalah pelacak barang hilang. Sederhananya, Apple AirTag seperti membekali suatu barang dengan GPS agar mudah dilacak saat kehilangan.
Dilansir laman resminya, Apple AirTag memancarkan sinyal Bluetooth aman yang dapat dideteksi oleh perangkat terdekat dalam jaringan atau aplikasi Lacak besutan Apple.
Baca juga: Tak 100 Persen Aman, Aplikasi Pelacakan Bagasi Dipertanyakan Keakuratannya!
Perangkat ini mengirimkan lokasi AirTag Anda ke iCloud — kemudian Anda dapat membuka aplikasi Lacak untuk melihatnya di peta. Keseluruhan prosesnya bersifat anonim dan dienkripsi untuk melindungi privasi Anda. Karena prosesnya efisien, Anda tidak perlu mengkhawatirkan masa pakai baterai karena bisa bertahan sampai satu tahun atau penggunaan data Anda.
Sama seperti pada perangkat Apple lainnya, Mode Hilang dapat diterapkan pada AirTag. Lalu, saat AirTag terdeteksi oleh perangkat terdekat dalam jaringan, Anda akan otomatis mendapat pemberitahuan. Anda juga dapat mengaturnya agar seseorang bisa mendapatkan info kontak Anda dengan mengetukkan AirTag ke ponsel pintar berkemampuan NFC. Ini teknologi yang sama yang digunakan untuk melakukan pembayaran dengan ponsel.