Boeing tengah ketakutan akan aturan sertifikasi baru Administrasi Penerbangan Federal (FAA) yang super ketat. Aturan tersebut sudah disahkan Kongres AS dan mulai berlaku 1 Januari 2023. Karenanya, jalan panjang sertifikasi dua pesawat 737 MAX 7 & 10 terus dikebut. Boeing 737 MAX 7 optimis bisa uji sertifikasi sebelum akhir tahun, tetapi, MAX 10 diperkirakan bakal molor.
Baca juga: Tak Terpengaruh Krisis MAX 8, Boeing Luncurkan 737 MAX 10 di Hadapan Ribuan Karyawan
Dilansir The Seattle Times, Boeing ingin mensertifikasi pesawat 737 MAX 10 di bawah aturan sertifikasi lama atau menghindari aturan sertifikasi baru terkait desain peringatan awak kokpit, yang memperingatkan pilot tentang beberapa malfungsi sistem saat terbang.
Sederet peraturan sertifikasi baru pada pesawat, di bawah Undang-Undang Reformasi Keselamatan dan Sertifikasi Pesawat, telah disahkan Kongres Amerika Serikat (AS) pada tahun 2020 lalu. Namun, UU yang memperbarui proses pengawasan FAA terhadap pesawat tersebutbaru akan berlaku mulai 1 Januari 2023.
Sebelum UU tersebut berlaku pun, FAA memang sudah memperketat proses sertifikasi, termasuk ke pesawat Boeing MAX 7, MAX 10, dan 777X, serta sertifikasi pesawat baru 787 Dreamliners. Namun, ini masih belum se-ketat UU baru mulai awal tahun depan itu.
Saat ini, Boeing dilaporkan tengah melobi Kongres untuk amandemen legislatif. Tujuannya agar perusahaan bisa mensertifikasi 737 MAX 10 setelah tanggal 31 Desember dengan aturan sertifikasi sebelumnya, bukan aturan sertifikasi baru yang sangat ketat.
“Kami terus bekerja secara transparan dengan FAA untuk memberikan informasi yang mereka butuhkan, dan kami berkomitmen untuk memenuhi harapan mereka (FAA) untuk mencapai sertifikasi 737 (MAX)-10,” tegas Boeing dalam sebuah pernyataan.
Boeing kini terus mengebut persiapan 737 MAX 7 dan MAX 10 menuju sertifikasi. Boeng 737 MAX 7 optimis bisa melakukan uji sertifikasi sebelum 31 Desember 2022. Namun, Boeing 737 MAX 10 tidak demikian. Itu dapat dipastikan siap melakukan uji sertifikasi pada tahun 2023 mendatang atau lebih.
Pesawat yang sukses terbang perdana pada 18 Juni 2021itu diketahui sudah dipesan sebanyak 613 unit oleh 12 maskapai, mulai dari Copa Airlines, Donghai Airlines, flydubai, GOL, Lion Air, Okay Airways, SkyUp Airlines, United Airlines, VietJetAir, Virgin Australia, dan WestJet.
Andai permohonan Boeing untuk meminta keringanan terkait aturan sertifikasi baru tak dikabulkan Kongres, maka ada beberapa konsekunsi yang harus diterima dan itu sangat berat.
Disebutkan, Undang -Undang Reformasi Keselamatan dan Sertifikasi Pesawat, yang merupakan RUU untuk mereformasi keselamatan penerbangan pasca dua kecelakaan Boeing 737 MAX, pesawat harus memenuhi standar Engine Indicating and Crew Alerting System (EICAS). EICAS memberi tahu pilot apa yang salah di dalam pesawat dan menginstruksikan mereka bagaimana mengatasi situasi tersebut.
Baca juga: Lion Air Group Beli 50 Unit Boeing 737 Max 10 Senilai Rp858 Triliun
Celakanya, menurut The Seattle Times, memperbarui kokpit Boeing 737 agar dilengkapi EICAS disebut sangat sulit, karena mempertahankan sistem lama khas keluarga 737.
Selain itu, pelatihan pilot Boeing 737 MAX 10 juga terpisah meskipun pilot sudah mendapat sertifikasi menerbangkan keluarga Boeing 737 MAX lainnya. Hal ini menurut Boeing akan membuat beban biaya yang timbul semakin besar.