Saturday, April 27, 2024
HomeHot NewsTangkis Bosan Selama Karantina Mandiri, Pria Singapura Beli PC Gaming Rp100 Juta...

Tangkis Bosan Selama Karantina Mandiri, Pria Singapura Beli PC Gaming Rp100 Juta Lebih

Singapura, sejak pandemi mewabah tahun lalu, mewajibkan karantina mandiri (Stay at Home Notice, SHN) selama 14 hari kepada siapapun yang datang. Tak hanya itu, negara kecil tetapi kaya raya ini juga tak segan menindak sesuai hukum yang berlaku manakala terdapat pelanggaran selama menjalani proses karantina mandiri.

Baca juga: Bukti Ketatnya Karantina Mandiri di Singapura, Swab Antigen Sendiri dan Ditelepon Petugas Tiap Hari

Masih segar dalam ingatan ketika seorang pilot komersial asal Amerika Serikat (AS) dijatuhi hukuman penjara empat pekan dan denda S$10 ribu atau setara Rp104 juta oleh otoritas Singapura pada 13 Mei 2020 silam.

Ketika itu, Brian Dugan Yeargan, terbukti telah melanggar peraturan Infectious Diseases (Covid-19 – Stay Orders) Regulations atau kebijakan untuk tetap di rumah saja (karantina mandiri).

Saat itu, 5 April sekitar pukul 11.15 waktu setempat, ia terdeteksi melanggar peraturan lockdown atau karantina mandiri dengan meninggalkan hotel Crowne Plaza Changi Airport tempatnya menginap.

Menindaklanjuti dugaan tersebut, seorang petugas ICA pun mengecek ke hotel tersebut sekitar 15 menit setelah Yeargan pergi dan menemukan ia tidak berada di tempat.

Insiden itu pun ramai diperbincangkan dan diberitakan oleh media dalam maupun luar negeri. Tentu, itu menjadi warning bagi siapapun agar tetap mengikuti aturan yang ada.

Tetapi, menjalani karantina mandiri selama 14 hari memang bukan perkara mudah dan butuh inisiatif lebih untuk melaluinya, seperti yang baru-baru ini terjadi.

Dikutip dari Mothership.sg, seorang pria Singapura bernama Vicky dikabarkan rela merogoh kocek sebesar S$10.000 atau sekitar Rp106 juta (kurs Rp10.583) untuk menghadirkan PC gaming ke kamar hotel tempatnya karantina mandiri.

Aftershock PC, selaku seller menyebut, PC gaming tersebut sebetulnya sudah dibeli Vicky sebelum menjalani karantina. Jadi, PC gaming dengan liquid cooling, monitor ultra wide layar melengkung, mouse nirkabel, keyboard mekanik, dan headphone tersebut tidak betul-betul dibeli untuk persiapan karantina mandiri.

Ketika hendak dikirim oleh perusahaan, Vicky sedang berada di luar negeri dan pengiriman pun tertunda.

“Berdasarkan permintaan, kami membantu mempertemukan kembali Vicky dengan PC Ultracore berpendingin air, lengkap dengan periferal gaming,” tulis Aftershock dalam unggahannya.

Baca juga: Apes! Keluar Hanya Beli Masker, Pilot AS Kena Penjara 4 Minggu Gegara Langgar Perintah Lockdown di Singapura

Vicky pun akhirnya meminta Aftershock PC agar mengirimkan PC gaming seharga ratusan juga tersebut ke kamar hotelnya dan nampaknya ia sangat senang sekali.

“Terima kasih banyak untuk Aftershock dan khususnya Mark untuk koordinasinya dengan seluruh proses demi membawa PC ke kamar saya,” tulis akun dengan handle @vickygoesnuts.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru