Tuesday, September 16, 2025
HomeAnalisa AngkutanTerungkap! Rencana Tiga Jalur Kereta Api di Jabar Ini Bakal Direaktivasi, Mana...

Terungkap! Rencana Tiga Jalur Kereta Api di Jabar Ini Bakal Direaktivasi, Mana Saja?

Jalur non aktif kereta api di Pulau Jawa memang masih banyak yang terbengkalai bahkan hingga kini rel kereta api hingga bangunan stasiun pun masih terlihat. Ada yang memang dipertahankan karena sebagai cagar budaya milik PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) dan sulit dihidupkan kembali, namun ada pula yang rencana akan kembali dihidupkan/dioperasikan (reaktivasi) karena mengingat wilayahnya yang strategis.

Sebagai contoh jalur kereta api yang berada di Provinsi Jawa Barat. Ada banyak sekali jalur tersebut yang terbengkalai bahkan sulit untuk direaktivasi kembali. Namun, pemerintah tetap memantau jalur kereta api yang pastinya bisa untuk direaktivasi kembali mengingat wilayahnya yang strategis dan yang diharapkan oleh masyarakat. Nah, ternyata di Provinsi Jawa Barat ini ada sejumlah jalur kereta api yang memang semula non aktif, tapi nantinya bakal direaktivasi kembali.

Ilustrasi jalur kereta api.

• Jalur KA Padalarang – Cipatat
Jalur ini sebenarnya sudah aktif melayani dari Kota Bandung menuju Kota Cianjur menggunakan rangkaian kereta lokal. Jalur ini sudah cukup lama tidak digunakan mengingat medan yang dilalui cukup terjal dan harus membutuhkan tenaga lokomotif cukup kuat. Belum lagi adanya tikungan tajam di beberapa titik yang terkadang membuat kereta yang dilewati sempat selip pada roda.

Sudah lama sekali wacana tersebut untuk mengaktifkan kembali jalur Padalarang – Cipatat. Sempat ada kabar bahwa akan di bangunnya jalur baru yang menghubungkan dari Stasiun Cipatat menuju Stasiun Sasaksaat melewati jalur shortcut. Namun ada pula kabar tetap melewati jalur lama tapi dibuat mengurangi tikungan dan tanjakan yang tidak terlalu terjal.

• Jalur KA Bandung – Ciwidey
Rencana pengaktifan kembali jalur kereta api Bandung-Ciwidey masih perlu kajian mendalam. Jalur kereta ini berhenti beroperasi sejak 1982 atau 43 tahun lamanya. Jalur kereta api Bandung-Ciwidey resmi berhenti beroperasi pada tahun 1982 karena beberapa hal, mulai dari kalah bersaing dengan transportasi mobil dan truk, serta peristiwa kecelakaan di Cukanghaur pada tahun 1970-an. Jalur ini dulunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dari Bandung Selatan ke Stasiun Bandung dan Jakarta.

Namun sejauh ini belum ada target yang dipatok oleh pemerintah baik Kemenhub maupun Pemda Jawa Barat dalam upaya reaktivasi ini. Hanya saja dia menyoroti besarnya anggaran untuk merealisasikan rencana ini, sehingga hasil studi itu nantinya akan memuat sejumlah perencanaan termasuk perihal anggaran. Kepadatan bangunan di bekas jalur KA ke Ciwidey ini khususnya di daerah Cikidapateuh, Buahbatu, Dayeuhkolot, Banjaran, dan Soreang. Sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk penyediaan lahan.

• Jalur KA Banjar – Pangandaran
Reaktivasi jalur kereta api Banjar – Pangandaran menjadi salah satu jalur yang paling realistis untuk direaktivasi secepatnya. Jalur Banjar – Pangandaran – Cijulang merupakan peninggalan era kolonial Belanda yang dibangun antara tahun 1913 hingga 1915.

Di sepanjang lintasan ini terdapat infrastruktur bersejarah seperti tiga terowongan ikonik, yaitu Hendrick, Juliana, dan Wilhelmina serta jembatan Cikacepit yang menjadi daya tarik tersendiri. Reaktivasi jalur ini tidak hanya bertujuan meningkatkan konektivitas, tetapi juga melestarikan warisan budaya dan sejarah perkeretaapian Indonesia.

Proyek reaktivasi ini diperkirakan menelan biaya sekitar Rp5,5 triliun. Anggaran tersebut dialokasikan untuk perbaikan rel, jembatan, terowongan, serta pembebasan lahan dan penataan ulang permukiman yang terdampak. Reaktivasi jalur ini telah masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian selatan, yang direncanakan selesai hingga tahun 2030.

Menteri Perhubungan (Menhub) menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap inisiatif Pemerintah Jawa Barat yang ingin mengaktifkan kembali jalur kereta sebagai bagian dari penguatan konektivitas antarwilayah di provinsi tersebut. Reaktivasi ini tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa karena harus melalui studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek perencanaan dan estimasi kebutuhan dana pembangunan.

Pemerintah pun akan menunggu hasil studi untuk menentukan waktu pelaksanaan reaktivasi. Termasuk tahapan pembangunan serta besaran anggaran yang diperlukan dalam proses tersebut secara realistis.

Jalur Kenangan Banjar-Pangandaran dengan Sejuta Panorama Eksotis dan Bersejarah

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru