Friday, April 26, 2024
HomeDaratTrain to the Clouds, Lintasan Kereta Kelima Tertinggi di Dunia

Train to the Clouds, Lintasan Kereta Kelima Tertinggi di Dunia

Baru-baru ini Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Desa Citorek viral di media sosial. Tempat ini kemudian menjadi daya tarik bagi banyak masyarakat Indonesia khususnya sekitaran Banten dan Jakarta. Disebut Negeri di Atas Awan karena adanya pemandangan berupa pegunungan berselimut lautan awan di bawahnya. Ini sama seperti di kebun buah Mangunan di Bantul, Yogyakarta, dimana setiap pagi-pagi buta bisa melihat awan dari sini.

Baca juga: Tanggula, Stasiun Terbengkalai di Atas Awan

Nah, ternyata tak hanya di Indonesia, di Argentina pun ada layanan kereta wisata di atas awan. Ya, Tren a las Nubes atau bila dalam Bahasa Inggris Train to the Clouds. Dirangkum KabarPenumpang.com dari berbagai laman sumber, layanan kereta ini berada di Provinsi Salta, Argentina.

(rove.me)

Tren a las Nubes sendiri berjalan di sepanjang bagian timur jalur kereta Salta-Antofagasta dari jalur kereta Belgrano ke Argentina Barat Laut dengan perbatasan Chili di Pegunungan Andes. Lintasan kereta ini berada di ketinggian 4.220 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya kereta api tertinggi kelima di dunia.

Awal pembangunan jalur ini pun sederhana yakni untuk alasan ekonomi dan sosial. Namun kini justru menarik banyak pelancong sebagai kereta api warisan. Meski menarik, harga tiket pun lebih murah dan ini tersedia bagi penduduk setempat yang menggunakan kereta tersebut sebagai transportasi.

Jalur ini memiliki 29 jembatan, 21 terowongan, dua jalur spiral, dua jalur zig-zag. Adanya berbagai macam jalur ini karena tidak menggunakan rack-and-pinion untuk traksi, dimana rute harus dirancang untuk menghindari kemiringan yang curam. Adanya jalur zig-zag pun agar kereta bisa memanjat ketinggian secara bolak-balik sejajar dengan lereng gunung.

Kereta ini berangkat setiap hari Sabtu dari Salta pukul 07.05 waktu setempat dan kembali sekitar tengah malam. Dalam sekali perjalanan kereta ini memakan waktu sekitar delapan jam dan sebagian besar penggunanya hanya menggunakan dari satu tujuan alias tidak bolak balik.

Tren a las Nubes sendiri dilengkapi dengan gerbong makan, gerbong bar, area pertolongan pertama dan dua gerbong penumpang yang mampu mengangkut 170 orang dan bisa meningkat hingga 400 orang seiring berjalannya waktu.

Ada banyak pemberhentian di sepanjang jalan kereta ini melaju, beberapa dengan pasar yang menjual barang-barang kerajinan dan penduduk setempat yang menawarkan masakan daerah. Rute ini dirancang oleh insinyur Amerika Richard Maury, dan setelah itu salah satu stasiun telah dinamai.

Kereta api diresmikan pada 20 Februari 1948, setelah banyak penundaan dan komplikasi dan periode dua tahun di mana pekerjaan lumpuh. Pada 2005 sebuah kereta berhenti di ketinggian 3.500 meter, dengan penumpang harus dievakuasi menggunakan helikopter. Sejak itu, Pemerintah Nasional dan Provinsi melakukan restrukturisasi jalur, mengganti 60 km rel kereta api dan memberikan konsesi baru kepada perusahaan swasta “Ecotren” untuk mengoperasikan Tren a las Nubes.

Baca juga: Jalur Nagreg: Meski Banyak Isu Gaib , Tetap Favorit Saat Musim Mudik

Dengan Pemerintah Salta sebagai operator layanan, Tren a las Nubes diumumkan akan berjalan kembali pada bulan Maret 2015, meskipun layanan tidak mulai berjalan lagi hingga 4 April 2015. Selama delapan bulan penutupan garis, baik Pemerintah Nasional dan pemerintah Salta telah memulihkan banyak rel serta rolling stock.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru