Negara di Asia semakin barkan ayap dalam pengembangan teknologi moda transportasi umum. Kali ini Taiwan menghadirkan inovasi baru yang belum digunakan oleh negara manapun.
Meski belum seterkenal pabrikan bus asal Cina dalam rekayasa bus listrik, tetapi Taiwan mengembangkan Automotive Research & Testing Center (ARTC). Pengembangan ini dilakukan bersama-sama dengan sejumlah kampiun teknologi seperti Elan Microelectronik, oToBrite Electronic, CubTex, Rotatech International Corp, DFI, Arcadyan dan Chimei Motor.
Baca juga: Kian Matang Menuju Komersialiasi Bus Otonom, Beijing Perluas Zona Demonstrasi Hingga 500 Km2
Di mana mereka berhasil membuat bus listrik otomatis AI Level 3 untuk pertama kalinya di Taiwan. Bahkan, belum lama ini kinerja bus dengan teknologi baru tersebut didemonstrasikan.
Banyak hal baru yang ditunjukkan yakni seperti pemantauan fitur kokpit, analisis getaran, dan kebisingan server AI. Tak hanya ini, hal lainnya adalah kinerja kaca spion elektronik.
Bus berdaya listrik ini memiliki kepintaran yang ditanamkan berbagai kemampuan canggih self-driving, antara lain adalah menjaga lajur dan juga fitur preventif tabrakan. Bus juga bisa memantau kondisi pengemudi atau pramudi yang Kesehatan tubuhnya terganggu.
Kemampuan canggih lainnya bus juga mampu memantau penumpang yang terjatuh baik di dalam maupun luar bus. Sehingga pengembangan bus yang memanfaatkan teknologi UN R157 Level 3 ini, memiliki kecanggihan yang lebih dibandingkan bus pintar lainnya.
Baca juga: Yutong dan WeRide Kembangkan Bus Tanpa Pengemudi
Dikutip dari taiwannews.com, Direktur ARTC, Wang Zheng-jian mengatakan, perkembangan elektronik kendaraan dan teknologi Artificial Intelegence nyata sangat pesat. Perkembangan itu semakin memudahkan upaya untuk mengadopsinya di sebuah kendaraan bermotor berbagai jenis.
Untuk diketahui, bus pintar berdaya listrik ini dibangun dengan basis buatan Cheng Yun Automobile. Dalam pengembangannya sendiri, ARTC memprediksi bahwa tahun 2030 mendatang, penjualan mobil kemudi otomatis global akan didominasi oleh model self-driving Level 1 dan Level 2.
Kemudian disusul adanya pelebaran pasar atas kendaraan pintar Level 3. Diyakini pula bahwa pemanfaatkan teknologi pintar buatan Level 3 juga bisa mengurangi beban kerja pengemudi secara signifikan.