Thursday, September 18, 2025
HomeHot NewsPelabuhan Teluk Bayur Dulu dan Kini Tetap Jadi Urat Nadi Sumatera Barat

Pelabuhan Teluk Bayur Dulu dan Kini Tetap Jadi Urat Nadi Sumatera Barat

“Selamat tinggal Teluk Bayur permai…” lirik lagu yang dippopulerkan oleh Ernie Djohan tahun 1980 silam, mengingatkan tentang sebuah pelabuhan yang ada di Padang Sumatera Barat. Ya, itu adalah Pelabuhan Teluk Bayur atau dikenal dengan Bahasa Minangkabau Pelabuhan Taluak Bayua.

Pelabuhan Teluk Bayur dikenal dengan nama Emmahaven di masa kolonial Belanda. Nama Emmahaven sendiri beasal dari penamaan terhadap Ratu Emma.

Ia merpakan seorang ratu uang menjadi penguasa di Belanda pada Perang Dunia I dan II. Pelabuhan ini dibangun antara tahun 1888 sampai 1893 silam dan pada masa itu menjadi andalan Pemerintah kolonial Belanda.

Masa lalu, Pelabuhan Teluk Bayur pernah dihantam gelombang beras hingga membuat kapal yang tengah bersandar terlempar sejauh dua kilometer ke daratan. Sebagai andalan masa kolonial Belanda, Pelabuhan Teluk Bayur pun juga berfungsi sebagai pintu gerbang antar pulau serta pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor impor dari dan ke Sumatera Barat.

Di masa lalu hingga era Perang Dunia II, pelabuhan ini menjadi satu dari lima pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia. Namun dengan berkembangnya Singapura sebagai pelabuhan transit dan Selat Malaka menjadi jalur pelayaran yang penting, ini justru membuat aktivitas perdagangan di Pelabuhan Teluk Bayur pun menurun.

Pelabuhan Teluk Bayur yang sempat sepi, kembali ramai pada 1930, saat ratusan anggota Muhammadiyah berlabuh di sana untuk mengikuti kongres mereka di Bukittinggi. Hingga saat ini, Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan laut teramai dan terbesar yang terletak di Pantai barat Pulau Sumatera.

Pelabuhan ini ramai karena dikunjungi oleh kapal antar Samudera dan antar pulau yang singgah di Teluk Bayur. Tak heran jika Teluk Bayur menjadi urat nadi yang penting bagi Sumatera Barat.

Seperti pelabuhan-pelabuhan lain yang dioperasikan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Pelabuhan Teluk Bayur juga memberikan sejumlah pelayanan standar, yakni pelayanan pandu dan tunda, pelayanan peti kemas, pelayanan curah cair, pelayanan curah kering, dan pelayanan multipurpose.

Fasilitas yang ada di Pelabuhan Teluk Bayur antara lain Kolam Pelabuhan 30,89 Ha, Area Darat 544 Ha, Dermaga 1.565 m, Gudang Penumpukan 18.401 m², Fasilitas Batu Bara 10,77 Ha, Fasilitas Semen 11 unit, Fasilitas Pupuk 9.500 ton, Fasilitas Minyak Sawit 15 unit, dan Area Terminal Penumpang.

PT Pelindo II sebagai pengelola, menetapkan Pelabuhan Teluk Bayur menjadi Pelabuhan Kelas Satu, dengan sertifikat ISO 9002.

Sejarah Stasiun Padang, Bangkit dari Kebutuhan Transportasi Batu Bara

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru