Sebagai pecinta kereta api atau yang biasa dijuluki Railfans, tak sekadar menyukai bahkan menikmati hobi yang bisa dibilang unik ini. Perjalanan atau hanya mengabadikan kereta api itu sudah sering dilakukan agar bisa menyimpan memori yang kemudian disebarluaskan ke media sosial.
Namun dari segi teknis, railfans juga wajib tahu tentang kereta api yang mampu berjalan hingga ratusan bahkan ribuan kilometer jauhnya. Salah satu kereta yang mampu berjalan jauh adalah dari lokomotif yang memiliki bahan bakar cukup untuk menempuh perjalanan tersebut.
Proses pengisian bahan bakar lokomotif kereta menjadi aspek penting dalam operasional kereta api. Proses ini dilakukan secara cermat untuk memastikan keamanan dan efisiensi perjalanan kereta api. Jenis bahan bakar yang digunakan tidak hanya menentukan efisiensi operasional, tetapi juga berdampak langsung terhadap lingkungan, biaya, hingga jarak tempuh kereta.
Seiring perkembangan teknologi, berbagai jenis bahan bakar telah digunakan dalam dunia perkeretaapian. Nah, berikut ini beberapa jenis bahan bakar yang digunakan pada kereta api saat ini:

1. BATU BARA
Pembakaran batu bara menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara yang membahayakan kesehatan serta lingkungan. Efisiensi energinya juga tergolong rendah. Selain itu, lokomotif uap berbahan bakar batu bara membutuhkan perawatan yang lebih intensif dibandingkan lokomotif modern.
2. SOLAR
Kereta api diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar seperti High Speed Diesel (HSD). Ada dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel elektrik. Kereta api jarak jauh di Indonesia yang dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia umumnya berjenis kereta api diesel. Kereta api diesel tersebut mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM) berjenis solar. Secara spesifik, bahan bakar pada lokomotif tersebut adalah biodiesel 30 atau B30.
3. BIO SOLAR (B35)
Selain solar biasa, saat ini PT KAI juga menggunakan Bio Solar (B35) untuk mendukung program penggunaan Bahan Bakar Nabati (BBN). Bio Solar (B35) adalah bahan bakar yang terbuat dari campuran solar dengan minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit.
Lolos Sejumlah Uji Coba, PT KAI Mulai Gunakan Bahan Bakar Biodiesel B20
4. B40
PT KAI juga mulai menggunakan bahan bakar B40, yang merupakan campuran solar dengan minyak nabati sebesar 40%. B40 diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan solar biasa.
Lalu, bagaimana cara pengisiannya? Nah, petugas akan mengamankan lokomotif selama proses ini berlangsung. Kemudian, mereka akan memastikan jumlah bahan bakar yang tersedia dan menentukan jumlah yang perlu ditambahkan. Pengisian dilakukan oleh petugas khusus menggunakan peralatan seperti nozzle gun, flow meter, dan fuel pump.
Proses pengisian bahan bakar dilakukan oleh petugas khusus yang memiliki kompetensi dan telah dilatih oleh PT Pertamina Patra Niaga. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan, manajemen lingkungan, ketersediaan bahan bakar, dan keandalan peralatan.
Kemudian ini yang paling penting. Dari segi kapasitas bahan bakar lokomotif tentu bervariasi tergantung pada jenisnya, namun rata-rata berkisar antara 3.000-3.800 liter. Untuk lokasi tangki bahan bakar pada lokomotif terletak di bagian tengah bawah.
Pengisian bahan bakar disesuaikan dengan jarak yang akan dilayani oleh kereta api. Untuk mengetahui jarak yang dapat ditempuh dengan bahan bakar yang terisi penuh, hal ini tergantung pada jenis lokomotifnya karena SFC (Specific Fuel Consumption) dari masing-masing jenis lokomotif berbeda. Namun, untuk perkiraan rata-rata, jarak yang dapat ditempuh dengan kapasitas bahan bakar penuh sekitar 3000 liter adalah sekitar 1.034 KM.
Pemilihan bahan bakar pada kereta api memegang peranan penting dalam mendukung efisiensi operasional, keamanan lingkungan, serta keberlanjutan sistem transportasi massal. Pemerintah dan operator transportasi perlu mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, serta ekologi dalam menentukan solusi energi yang paling tepat.