Sunday, October 26, 2025
HomeAnalisa AngkutanMeski Ramai dan Strategis, Ternyata Stasiun Depok Baru Belum Ramah Disabilitas

Meski Ramai dan Strategis, Ternyata Stasiun Depok Baru Belum Ramah Disabilitas

Commuter Line di Jalur Bogor memang terkenal dengan paling ramainya perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL). Selain itu masyarakat yang berdomisili disekitaran perhentian stasiun-stasiun KRL di jalur Bogor ini pun sudah semakin padat baik saat hari biasa maupun hari libur biasa terlebih lagi pada saat hari besar.

Selain stasiun akhir seperti Bogor dengan padatnya penumpang yang hendak ke wilayah Jabodetabek maupun sebaliknya, kabapenumpang kali menyoroti Stasiun Depok Baru. Ya, stasiun yang memiliki bangunan bertingkat ini juga ramai dengan penumpang yang sebelumnya dipadati di Stasiun Depok (Depok Lama).

Sekilas sejarah, Stasiun Depok Baru ternyata sudah ada ketika Presiden Ke-2 RI Bpk H.M. Soeharto dengan menggunakan KRL dari Jakarta menuju Depok (berhenti di Stasiun Depok Baru) sekaligus secara langsung meresmikan penggunaaan KRL Jakarta-Bogor pada 12 Agustus 1976 bersamaan dengan peresmian Perumahan Nasional Depok I (sekarang Perumnas Depok Jaya) yang merupakan proyek perumahan nasional pertama di Indonesia. Dengan peresmian tersebut, beroperasilah KRL Jakarta Bogor mulai tanggal 1 September 1976.

Stasiun Depok Baru era tahun 1980-an. (Foto: Dok. Perpusnas)

Seiring perubahan, bangunan Stasiun Depok Baru di renovasi. Renovasi yang selesai pada tahun 1992 tersebut sekaligus penambahan jalur yang semula hanya memiliki 2 jalur menjadi 3 jalur lintasan. Pada masanya, Stasiun Depok Baru merupakan stasiun dengan pendapatan tertinggi dan terpadat di Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi) dengan omzet tidak kurang dari Rp2 Milyar per bulan. Tentu saja omzet tersebut merupakan omzet dari penumpang kereta layanan Commuter Line yang telah ada sejak 2013 menggantikan layanan KRL Jabodetabek.

Saat ini bangunan 2 lantai Stasiun Depok Baru tersebut masih terlihat hingga sekarang. Namun sangat disayangkan, masyarakat beranggapan bahwa stasiun ini kurang ramah terhadap disabilitas. Ya, dari pantuan tim kabarpenumpang, stasiun ini masih kurang nyaman untuk penumpang disabilitas terutama yang berkursi roda. Jarak antar peron 1 hingga peron 3 cukup berjauhan dan tidak memiliki penyebrangan khusus untuk penyandang disabilitas.

Untuk menyeberang dari peron jalur 1 ke peron jalur 2 maupun sebaliknya hanya memanfaatkan tangga menuju bawah tanah. Ya, sejak dulu Stasiun Depok Baru memang sangat identik dengan jalan kolongnya untuk penumpang yang ingin pindah antar peron. Sedangkan untuk lantai 2 stasiun saat ini tidak digunakan lagi, karena waktu itu sempat digunakan juga untuk alternatif bagi penumpang yang ingin pindah peron.

Bangunan Stasiun Depok Baru juga terlihat sedikit memperihatinkan di beberapa titik terutama bagian atap yang terlihat adanya lubang. Pun karena stasiun ini adalah kelas 1 dengan ramai penumpang, stasiun ini tidak memiliki elevator (lift) ataupun eskalator. Jadi penumpang yang ingin naik dan turun pun harus terima fasilitas yang telah disediakan di Stasiun Depok.

Harapan masyarakat tentu fasilitas yang ada di Stasiun Depok Baru lebih diprioritaskan lagi khususnya untuk ramah disabilitas, agar masyarakat yang naik dan turun di Stasiun Depok Baru lebih nyaman.

Stasiun UI Depok Hadirkan Konsep Ruang Tunggu Layaknya Ruang Tamu Rumah

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru