Lawan kantuk saat bekerja, itulah tugas yang harus dijalankan seorang petugas perlintasan kereta api saat melakukan tanggung jawab. Ya, petugas perlintasan kereta api tak sekadar memastikan agar pengendara di jalan raya tak nekat terobos palang pintu yang tertutup, namun petugas ini juga harus memastikan bahwa perjalanan kereta api saat melintas sudah aman.
Tugas-tugas yang dijalankan sebagai petugas palang pintu memang penuh risiko. Namun, semangat dan tekad dalam menjalankan tugas harus didasari rasa tanggung jawab. Beberapa petugas yang berjaga memang tak melulu berada dilingkungan dengan arus lalu lintas jalan raya yang ramai, namun dalam keadaan sepi petugas pun tak boleh lengah dalam menjalankan tugas.
Jangan Keliru! Ternyata Ini Fungsi Pentingnya Pintu Perlintasan Kereta Api
Namun di balik tugas utamanya tersebut, jasanya sangat berarti buat para pengendara dan pejalan kaki yang hendak menyeberangi rel. Tanpa kehadiran PJL, palang pintu yang menghentikan laju kendaraan yang hendak melintas tidak bisa tertutup. Para petugas dengan seragam khas berwarna oranye ini harus selalu fokus. Nah, berikut ini fakta menarik sebagai petugas palang pintu kereta api dalam menjalankan tugas.
• Fokus dan Waspada
Meskipun berada di wilayah yang ramai maupun sepi sekalipun, petugas harus selalu sigap dalam bertugas. Fokus serta waspada yang harus dijalankan setiap petugas perlintasan ini. Selain memperhatikan jadwal kereta melintas, para petugas juga harus melihat kendaraan di sekitar.
Tentu banyak sekali petugas yang menghadapi beragam tipikal pengendara. Ada yang sabar, tapi ada juga yang kerap mengabaikan peringatan. Ketika sirine sudah berbunyi, bukannya melambat, tapi berusaha secepat mungkin menerabas palang yang hendak diturunkan.
• Mematuhi Prosedur Kerja
Penjaga perlintasan punya prosedur untuk keluar dari pos menggunakan atribut lengkap saat ada kereta yang melintas. Hal itu jadi aturan untuk memastikan keamanan perlintasan. Mereka bekerja dalam satu shift selama delapan jam. Sehingga ada tiga shift dalam sehari. Sehari ada sekitar 100 bahkan lebih kereta yang harus mereka pastikan melintas dengan aman.
Jadwal kereta yang melintas dalam sehari terpampang di dinding. Namun sesekali ada kereta yang terlambat dari jadwal yang sudah ditentukan. Jika sudah seperti itu, maka pihak stasiun akan mengkomunikasikan lewat jaringan radio.
• Menghadapi Beragam Insiden yang Berisiko
Selain siap dalam segala hal, petugas perlintasan juga harus siap dalam berbagai insiden yang dihadapi. Memang risiko tak pernah tak pernah tau kapan terjadi insiden yang tiba-tiba saja datang. Tak jarang terjadi insiden di perlintasan kereta api bahkan bisa memakan korban jiwa.
Namun, kembali dari kesadaran pengendara jalan raya saat palang pintu kereta api sudah tertutup harus mematuhi peraturan jalan raya untuk berhenti. Jika memang sudah terjadi insiden yang tiba-tiba datang, petugas palang pintu mau tidak mau harus membantu kejadian tersebut. Namun, jika memang keadaannya berat dan sulit dihindari, petugas palang pintu harus menghubungi stasiun terdekat guna menginformasikan insiden tersebut.
• Memahami Cara Kerja Palang Pintu
Pada perlintasan kereta api saat ini hampir semua sudah menggunakan sistem secara otomatis. Sistem tersebut tentu sangat memudahkan petugas yang bekerja saat menjalankan tugas sebagai penjaga palang pintu. Namun, ada juga palang pintu yang digerakkan secara manual, seperti diengkol dengan menggunakan kawat baja yang terhubung dari pos perlintasan menuju palang pintu.
Lawan Ngantuk! Segudang Tantangan Petugas Perlintasan Kereta Api yang Harus Dijalankan
Namun, sistem manual tersebut hanya ada beberapa saja yang masih beroperasi. Biasanya palang pintu secara manual terdapat pada perlintasan yang sepi dengan arus lalu lintas, sebagai contoh di area pedesaan. Petugas yang mengendalikan palang pintu secara manual juga tidak berada di pos perlintasan, melainkan jadi satu dengan stasiun terdekat. Jadi petugas perlintasan berada dalam satu area stasiun.
Kehadiran penjaga sangat efektif mencegah pelanggaran; apabila ada pengguna jalan yang mencoba nekat menerobos, petugas dapat segera memberi peringatan langsung. Namun, tidak semua perlintasan memiliki penjaga. Banyak perlintasan tak terjaga (terutama perlintasan liar atau jalan kecil) yang hanya mengandalkan rambu dan lampu otomatis, tanpa kehadiran personel.