Di tengah konflik yang terjadi di Lebanon, ada pemandangan menarik dari Rafik Hariri International Airport, Beirut, dimana sebuah jet penumpang terbesar saat ini, Airbus A380 mendarat di sana. Pesawat berselimutkan livery khas Emirates ini ternyata membawa misi khusus di balik pendaratannya di Ibukota Lebanon ini. Dengan mendaratnya Airbus A380 milik Emirates, maka Rafik Hariri International Airport menjadi satu-satunya bandara di Lebanon yang mampu menampung jet penumpang terbesar di dunia aviasi ini.
Sebagaimana yang diwartakan KabarPenumpang.com dari laman washingtonpost.com (29/3/2018), penerbangan dari Dubai ini merupakan pengakuan atas lalu lintas penumpang yang substansial antara Lebanon dan negara-negara Teluk. Emirates sendiri menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penjadwalan penerbangan guna melihat apakah Rafik Hariri International Airport di Beirut siap untuk menangani layanan reguler dari Airbus A380 milik mereka.
Pejabat di Lebanon sendiri mengharapkan hasil yang positif dari pembukaan rute baru ini, dimana mereka berharap datangnya wisatawan mancanegara dapat mendongkrak sektor pariwisata mereka. Para pejabat tersebut pun mengaku bahwa tingkat lonjakan wisatawan terakhir kali terjadi pada tahun 2010 silam. Beberapa waktu berselang, pecahlah pemberontakan negara tetangga, Suriah yang akhirnya turut berimbas pada sektor pariwisata Lebanon. Para wisatawan mengaku khawatir akan tindakan kekerasan karena pemberontakan tersebut.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2010 silam, Kementerian Pariwisata Lebanon mencatat ada sekitar 2,16 juta wisatawan yang melancong ke negara tersebut. Sedangkan di tahun 2017, angka tersebut mengalami penyusutan hingga ke level 1,85 juta wisatawan. Perlu diketahui, saat ini ada sembilan penerbangan setiap harinya dari Dubai menuju Beirut, yang disediakan oleh tiga maskapai yang berbeda.
Baca Juga: Pamer Kekuatan di Dubai Airshow 2017, Airbus Dongkrak Saham Yang Anjlok di Bulan Lalu
Menurut World Travel and Tourism Council, sektor pariwisata merupakan salah satu pilar utama perekonomian Lebanon, dimana mereka telah menyumbang 19 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di negara tersebut. Namun, salah satu poin yang menjadi pusat perhatian otoritas setempat adalah kondisi bandara yang masih kurang memadai.
Bandara yang direnovasi terakhir kali pada periode tahun 90-an ini didesain untuk menampung 6 juta penumpang setiap tahunnya, dan mengalami peningkatan menjadi 8 juta penumpang pada tahun 2017 kemarin. Diketahui, Flag Carrier Lebanon, Middle East Airlines tengah mempertimbangkan dua rencana untuk memperluas dan meningkatkan fasilitas bandara, dimana besaran dana yang dikeluarkan berkisar antara $88 hingga $200 juta, dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas bandara hingga 10 juta penumpang pada tahun 2020 mendatang.