Friday, May 2, 2025
HomeBandaraBandara Tempelhof, Megastruktur NAZI Yang Kini Jadi Taman Kota Besar di Berlin

Bandara Tempelhof, Megastruktur NAZI Yang Kini Jadi Taman Kota Besar di Berlin

Masihkah Anda ingat tentang Bandara Internasional Kemayoran yang kini sudah terbengkalai dan hanya menyisakan Air Traffic Controller-nya saja? Ternyata di berbagai belahan dunia pun banyak kondisi serupa, sebut saja Yasser Arafat International Airport di Gaza,  Nicosia International Airport di Siprus, dan masih banyak lagi. Diantara semua bandara yang kini sudah tidak beroperasi lagi, terselip satu nama bandara yang kental akan nuansa sejarahnya. Ya, Berlin Tempelhof Airport.

Baca juga: Menara ATC Tintin – Cagar Budaya yang Tergerus Modernisasi Ibu Kota

Bisa dibilang, nasib Berlin Tempelhof Airport jauh lebih beruntung daripada Bandara Internasional Kemayoran. Bagaimana tidak, landas pacu dari bandara yang menjadi saksi bisu dari Perang Dunia II ini dialih fungsikan menjadi sebuah taman kota. Berbanding terbalik dengan Kemayoran, dimana bekas bandara tersebut hanya menyisakan kenangan berupa menara ATC Tintin.

Dihimpun KabarPenumpang.com dari berbagai sumber, bandara yang terletak di bagian selatan kota Berlin ini merupakan salah satu gerbang utama para turis yang datang, terhitung sejak tahun bandara ini dibuka, mulai tahun 1923 hingga 2008. Berdiri di atas lahan seluas 877 hektar, kini membuat eks-bandara tersebut sudah beralih fungsi menjadi taman kota yang besarnya melebihi New York Central Park dan hampir dua kali lebih besar dari ukuran wilayah Monaco. Dengan ditutupnya bandara ini pada tahun 2008, maka pada saat itu pintu gerbang menuju kota Berlin terbelah menjadi dua, yaitu melalui Bandara Internasional Tegel dan Bandara Internasional Schönefeld.

Pada masa Perang Dunia II, Jerman mulai mengalami masa “kritis” ketika tentara NAZI Jerman kian tersudut di berbagai front. Salah lawan Jerman, yakn Uni Soviet terus menggempur dari segala sektor, baik darat, kanal, hingga kereta yang mengarah ke sektor-sektor di Berlin yang dikuasai oleh pihak sekutu. Tentu saja penggempuran tersebut bertujuan untuk memblokade logistik ke daerah barat, sehingga penduduk Berlin Barat dipaksa memilih nasibnya, keluar dari kota atau meminta bantuan kepada Uni Soviet.

Sumber: cnet

Dua kubu, Sekutu dan Uni Soviet, saling memperebutkan Bandara Tempelhof, karena lokasi tersebut dianggap krusial. Tempelhof merupakan tempat mendarat pasukan sekutu yang berusaha untuk membawa pasokan logistik pasa pasukan di garis depan. Sedangkan bagi Uni Soviet, menduduki Tempelhof berarti mereka akan memukul mundur satu langkah pasukan sekutu dan warga Berlin dalam perang tersebut. Kalahnya Jerman dalam perang tersebut menandakan bahwa Tempelhof yang berhasil direbut oleh The Red Soldiers, sebutan untuk tentara Soviet.

Bandara Tempelhof termasuk dari sekian banyak megastruktur penggilan NAZI, disebut megastruktur lantaran bandara ini punya area yang sangat luas dan dilengkapi berbagai perlindungan dari serangan bom udara. Seperti fasilitas hanggar yang luas dan melingar, dahulunya bagian atap hanggar ini dipersiapkan sebagai dudukan bagi meriam anti serangan udara. Beberapa situs menyebut bandara ini sebagai salah satu bangunan terbesar yang ada di Eropa.

Ada yang unik dari cerita perebutan bandara tersebut, dimana seorang pilot Amerika, Gail Halvorsen yang sering mendarat di Tempelhof diberi julukan oleh anak-anak Berlin yang selalu menunggu pasokan logistik yang dibawa oleh Gail. The Candy Bomber, merupakan julukan yang diberikan kepada Gail karena ia kerap kali melemparkan permen dan cokelat menggunakan parasut kecil berwarna putih.

Baca Juga: Lima Mitos Yang Keliru Seputar Dunia Penerbangan

Selain cerita mengenai Perang Dunia II yang menyelimuti tempat ini, Bandara Tempelhof juga pernah dijadikan tempat pengungsian lebih dari 3.000 migran yang tinggal di dalam empat hanggar pesawatnya. Bandara tersebut terpaksa dijadikan tempat penampungan darurat pengungsi pada akhir 2015 silam karena negara mulai kewalahan mengatasi ribuan pencari suaka yang terus berdatangan.

Kini, cerita kelam mengenai perang urat syaraf antara pasukan Uni Soviet dan Amerika Serikat tinggallah kenangan yang masih bisa dinikmati. Jika Anda tengah merencanakan liburan ke Jerman, sempatkanlah untuk menikmati wisata sejarah di Bandara Tempelhof. Cukup merogoh kocek sebesar 15 Euro untuk orang dewasa, maka Anda bisa masuk ke gedung utama eks-bandara ini dan merasakan kentalnya nuansa sejarah di lokasi ini. Apakah Anda tertarik untuk mengunjunginya?

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru