Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un kembali menunjukkan eksistensinya. Transportasi darat yang menuai sorotan dunia yang dinaiki olehnya kembali muncul. Ya, alih-alih bisa naik pesawat pribadi, namun ia memilih menggunakan kereta lapis baja andalannya untuk bertolak ke China pada Senin (1/9/2025) malam.
Menurut pengamat dan sumber dari pemerintah Korea Selatan, Kim disebut lebih sering menggunakan kereta berwarna hijau tersebut ketimbang pesawat pribadinya, Chammae-1. Alasan utamanya, usia pesawat itu sudah terlalu tua untuk perjalanan jarak jauh.
Kim harus berangkat Senin malam untuk sampai di Beijing pada Selasa karena jarak tempuh via darat dari ibu kota Korea Utara ke China yang memakan waktu sekitar 20 hingga 24 jam.

Kunjungan Kim ke China adalah untuk menghadiri parade militer peringatan 80 tahun Perang Dunia II yang sekaligus untuk mengenang kemenangan China dan Uni Soviet melawan fasisme Jepang.
Keluarga Kim dilaporkan memiliki beberapa kereta khusus yang hampir sama, dibuat oleh sebuah pabrik di Pyongyang. Dijuluki “benteng bergerak”, kereta Kim Jong Un saat ini dilengkapi jendela antipeluru serta dinding dan lantai yang diperkuat untuk melindungi dari ledakan, menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan.
Kementerian itu menambahkan, memprediksi rencana perjalanan kereta api juga lebih sulit. Untuk meningkatkan keamanan kereta, Korut dulu pernah meminta penjagaan ketat di sepanjang rel, seperti saat kunjungan Kim Jong Un ke Hanoi pada 2019.
Ternyata kecintaan Kim akan kereta api sudah mengalir dalam keluarganya. Berawal memang dari Ayahnya yaitu Kim Jong Il dikenal takut terbang, sehingga membatasi kunjungan luar negerinya hanya untuk perjalanan darat ke China dan Rusia dengan kereta lapis baja.
Kim Jong Il bahkan pernah naik kereta dari Pyongyang ke Moskwa pada 2001. Perjalanan sangat panjang ini menempuh jarak 20.000 kilometer dan memakan waktu sekitar 24 hari.
Saat tiba di Beijing, Kim dilaporkan akan menginap di Wisma Negara Diaoyutai, tempat ia tinggal pada kunjungan-kunjungan sebelumnya. Nantinya dalam parade tersebut, Kim Jong-un dan sekutunya, Presiden Rusia Vladimir Putin, akan berada di antara kepala negara dari 26 negara asing.
Kunjungan ini menandai momen bersejarah bagi Kim. Ini adalah pertama kalinya ia menghadiri acara diplomatik multilateral sejak naik takhta pada akhir 2011. Terakhir kali pemimpin Korea Utara menghadiri parade militer China adalah pada tahun 1959, saat negara itu dipimpin oleh kakeknya, Kim Il-sung.
Stasiun Pyongyang, Titik Awal Perjalanan Kim Jong Un Saat Melawat ke Luar Negeri