Boeing dilaporkan sukses melakukan penerbangan perdana pada pesawat kedua 777X. Kepastian itu didapat setelah pesawat dengan kode registrasi WH002 tersebut berhasil mengudara selama 2 jam 58 menit di atas langit Negara Bagian Washington sebelum mendarat di Seattle’s Boeing Field.
Baca juga: Pengamat: Boeing 777X Janjikan Pengalaman Baru Bagi Penumpang
Dikutip dari aero-mag.com, pesawat kedua, dari empat yang akan menjalani uji terbang khusus tersebut, diproyeksikan untuk mengetes kinerja dan fungsi handling characteristics serta aspek lainnya. Berbagai komponen, sensor, dan monitoring devices di seluruh kabin dipantau dengan ketat oleh tim yang ikut dalam penerbangan untuk mencatat dan mengevaluasi senstivitas atau respon pesawat terhadap test conditions secara real time.
Penerbangan perdana ini merupakan bagian dari paket tes 777X dengan serangkaian pengujian di segala kondisi, baik di darat maupun di udara untuk menunjukkan keamanan dan keandalan desain. Hingga saat ini, tim telah menerbangkan pesawat pertama hampir 100 jam di berbagai flap settings, kecepatan, ketinggian, dan system settings sebagai bagian dari evaluasi uji terbang awal.
Dengan kesuksesan pernerbangan perdana ini, uji terbang berikutnya sangat memungkinkan untuk menambah lebih banyak personel yang terlibat langsung di dalam kabin, tidak hanya mengandalkan stasiun pengukuran jarak jauh atau telemeteri di darat, agar memungkinkan Boeing 777X mendapat tes yang jauh lebih berat dengan jarak yang lebih jauh.
Sebelumnya, pada akhir Januari lalu, Boeing 777X pertama terlebih dahulu sukses melakukan uji coba penerbangan perdana. Kala itu, pesawat berhasil mengudara selama empat jam dari Boeing Everett Factory dan mendarat di Paine Field, Seatlle. Model teranyar dari keluarga 777 tersebut diklaim Boeing sebagai pesawat komersial pertama dengan ujung sayap lipat atau folding wingtip.
Namun, tak lama setelah penerbangan perdana, dimana pabrikan tampak membanggakan diri dengan fitur teranyar itu, Boeing mengatakan bahwa fitur tersebut bisa saja menjadi penyebab kecelakaan. Awalnya, Boeing berani memastikan bahwa fitur tersebut aman. 777X pun juga lolos tes Federal Aviation Administration (FAA) atau regulator penerbangan sipil di Amerika dengan berbagai catatan.
Selain memberikan beberapa syarat untuk Boeing terkait wingtip, FAA juga memberikan beberapa mekanisme. Pada intinya, mekanisme tersebut memastikan bahwa folding wingtip berada pada posisi yang benar, baik saat lepas landas maupun saat mendarat.
Tak hanya itu, FAA juga mengingatkan, ketika folding wingtip tak berjalan dengan baik, hal tersebut harus terhubung ke instrumen-instrumen di dalam kokpit dalam bentuk beragam, bisa dengan suara, ataupun tombol peringatan yang menyala.
Menariknya, ketika hal itu terjadi (folding wingtip mengalami ganguan dan tidak berada posisi yang benar saat di udara) Boeing mengakui bahwa sesuatu hal bisa saja terjadi. Bahkan, mereka cukup sadar untuk mengakui di hadapan FAA, bahwa fitur tersebut masih sangat mungkin menjadi penyebab terjadinya kecelakaan.
Baca juga: Heboh Fitur Folding Wingtip di Boeing 777X, Apa Sih Bedanya Winglet dan Wingtip?
Sekalipun Boeing belum mengeluarkan dampak pastinya saat sistem folding wingtip error di udara, sebagian kalangan menilai bahwa hal tersebut mungkin tidak berdampak terlalu fatal. Pasalnya, bila melihat dimensi bentang sayap yang ada, harusnya penerbangan akan baik-baik saja. Folding wingtip dalam keadaan normal berada pada kisaran 71 meter dan jika melipat berada pada posisi berkisar 64 meter.
Artinya, lebar bentang sayap tersebut masih lebih besar dibanding B747-100 yang memiliki bentang sayap 59,6 meter. Padahal, baik 777X maupun 747-100, dari segi kapasitas, tak jauh berbeda. Jadi, dari segi keamanan, beberapa kalangan berpendapat tetap akan aman. Kecuali dari segi tingkat efisiensi bahan bakar, erornya folding wingtip mungkin akan membuat penerbangan tidak se-efisien yang diharapkan sebelumnya.