Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS), Radian Aerospace, mengaku sedang mengembangkan pesawat ulang-alik atau pesawat luar angkasa masa depan. Pesawat ini disebut bisa lepas landas di bandara komersial, terbang sampai ke luar angkasa, kembali ke bumi, dan mendarat di bandara. Ini tentu sebuah gebrakan besar yang idenya sudah dimulai sejak 1950-an.
Baca juga: Ngeri, Teknologi Terbaru Bisa Bikin Pesawat Ngebut 21 Ribu Km Per Jam!
Inovasi Radian Aerospace dalam mengembangkan pesawat luar angkasa masa depan yang bisa lepas landas dan mendarat di bandara komersial, tak lepas dari tangan dingin eks pejabat Boeing, Livingston Holder, yang saat ini tercatat sebagai chief technology officer Radian Aerospace.
Di bawah kepemimpinannya, pesawat luar angkasa masa depan Radian Aerospace disebut sangat menarik. Sebab, belum ada teknologi serupa yang sedang dikembangkan.
Pada abad ke-20, tepatnya pada dekade 80-an, NASA berhasil meluncurkan pesawat ulang-alik Columbia, menjadikannya wahana antariksa pertama yang dirancang agar dapat dipakai kembali, pada 14 April 1981.
Kala itu, pesawat ulang-alik yang juga dikenal sebagai NASA’s Space Shuttle atau Space Shuttle itu mampu mengangkut sekitar 24 ton muatan, membawa tujuh astronot, dan mengorbit selama 15-17 hari.
Beberapa tahun kemudian atau pada 15 November 1988, pesawat ulang-alik Buran milik Uni Soviet berhasil melakukan penerbangan orbital atau penerbangan ke luar angkasa pertama tanpa awak. Baik pesawat luar ankasa Columbia dan pesawat luar angkasa Buran, keduanya didesain untuk dapat digunakan kembali.
Akan tetapi, perkembangannya berjalan tidak mulus. Banyak retakan di sana sini setelah selesai digunakan. Pesawat ulang-alik harus mendapat perbaikan besar sebelum bisa digunakan kembali.
Saat ini, pesawat luar angkasa sudah lebih baik, efisien, dan murah. Pesawat luar angkasa SpaceX adalah salah satunya. Namun, pesawat ini masih merepotkan, dimana lepas landasnya harus membutuhkan roket peluncur, lokasi khusus, dan kembali ke bumi tanpa bisa diarahkan dengan tepat dan mendarat di tempat yang diinginkan.
Begitu juga dengan pesawat luar angkasa Virgin Galactic. Pesawat luar angkasa Unity 22 memang bisa terbang dan lepas landas di bandara komersial, namun, pesawat ini menggunakan roket untuk terbang ke luar angkasa.
Pesawat luar angkasa masa depan Radian Aerospace yang digawangi eks petinggi teknologi Boeing tidak seperti itu.
Pesawat luar angkasa masa depan buatan Radian Aerospace bakal selangkah lebih maju dari pesawat luar angkasa buatan manapun, termasuk buatan SpaceX.
Dalam pernyataannya kepada UPI.com, pesawat luar angkasa masa depan sejati bernama X-33 yang dikembangkan Radian Aerospace, tidak menggunakan roket untuk sampai ke luar angkasa. Itu menggunakan mesin yang memiliki daya dorong eksplosif dan sampai ke luar angkasa hanya dalam tempo 40 menit.
Holder mengakui, apa yang mereka kembangkan, beberapa teknologi di antaranya, memang belum pernah ada di masa kini. Namun, perkembangan teknologi menuju ke sana sudah ada dan itu dimanfaatkan timnya untuk mengembangkan teknologi baru.
“Industri secara umum telah mematangkan sejumlah teknologi yang kami manfaatkan ke titik dimana pesawat luar angkasa tidak lagi menjadi impian,” katanya.
Baca juga: Beroperasi Tahun 2040, Jepang Rencanakan Buat Pesawat Luar Angkasa Antarbenua
Saat ini, Radian Aerospace sudah mengumpulkan dana sebesar US$32 juta. Itu masih jauh dari angka yang dibutuhkan sekitar US$500 juta.
Selain Radian Aerospace, Erik Seedhouse, asisten profesor kedirgantaraan Embry-Riddle Aeronautical University, Florida, mengungkapkan, perusahaan Inggris, Reaction Engines, juga tengah mengembangkan konsep serupa dengan nama pesawat luar angkasa masa depan Skylon. Ini telah dikembangkan sejak lama dan akan melakukan uji terbang perdana pada tahun 2022.