Pada hari ini, 57 tahun lalu, bertepatan dengan 25 Februari 1965, pesawat Douglas DC-9 sukses terbang perdana. Pesawat ini dengan cepat menjadi primadona bagi maskapai dan penumpang, menjadikannya sebagai salah satu pesawat tersukses di kelas yang segenerasi dengannya.
Baca juga: Inikah Lokasi Pesawat Bersejarah DC-9 “Woyla” PK-GNJ Garuda Indonesia Berada Saat Ini?
Dilansir dari berbagai sumber, pengembangan pesawat Douglas DC-9 telah direncanakan perusahaan sejak dekade 50-an. Ketika itu, Douglas ingin membuat pesawat dengan kapasitas dan jangkauan yang lebih dari pendahulunya DC-8.
Berbagai opsi pun muncul, termasuk membuat pesawat dengan empat mesin. Namun, saat rencana ini disampaikan ke maskapai, responnya kurang memuaskan dan otomatis opsi tersebut gugur. Perusahaan pun sempat buntu terkait pengembangan pesawat baru.
Pada tahun 1962, studi pengembangan pesawat baru kembali dilanjutkan. Setelah beberapa waktu, desain pesawat dengan kapasitas 63 penumpang pun lahir. Desain ini kemudian diubah menjadi desain pesawat DC-9 versi awal. Douglas juga memberikan persetujuan memproduksi DC-9 pada tanggal 8 April 1963.
Desain DC-9 versi awal ini seluruhnya serba mutakhir dan sangat berbeda dengan DC-8. DC-9 didesain menggunakan dua mesin turbofan Pratt & Whitney JT8D yang dipasang di belakang, sayap yang relatif kecil, efisien, dan T-tail. Pesawat ini mampu menampung 80 – 135 penumpang tergantung versi dan konfigurasi tempat duduk.
DC-9 dirancang beroperasi di rute-rute pendek dan menengah dengan runway yang lebih pendek dan infrastruktur yang lebih sedikit daripada bandara utama di sebuah negara. Karenanya, tak heran bila pesawat dilengkapi dengan airstairs untuk memudahkan penumpang turun di bandara yang tak memiliki garbarata.
Desain engine yang dipasang di ekor diklaim memiliki banyak kelebihan, di antaranya membuat flap pesawat lebih panjang, engine blast di trailing edge, dan tidak terhalang oleh pod di leading edge. Desain yang lebih simple juga meningkatkan aliran udara pada kecepatan rendah, memungkinkan kecepatan lepas landas dan approach yang lebih rendah, sehingga memberikan berbagai keuntungan.
Kentungan lain dengan desain mesin di bagian belakang pesawat adalah berkurangnya kemungkinan foreign object damage atau kerusakan akibat benda asing yang terhisap dari runway dan apron. Namun demikian, posisi mesin di bagian belakang badan pesawat memungkinkannya menghisap es yang terbentuk di sayap.
DC-9 pertama akhirnya sukses terbang perdana pada 25 Februari 1965. DC-9 kedua terbang beberapa minggu kemudian. Total, ada lima DC-9 yang sukses terbang perdana sampai bulan Juli, sebagai bagian dari uji coba. Kelima pesawat tersebut dilaporkan terbang cukup mulus dan tidak ada perbaikan berarti, yang membuatnya bisa dengan segera melalui uji sertifikasi.
Terbukti, pada 23 November 1965 atau beberapa bulan setelah uji coba pesawat kelima DC-9 dilakukan, sertifikasi berhasil didapat dan beberapa pekan kemudian atau tepatnya pada 8 Desember, DC-9 resmi memasuki tahun layanan untuk pertama kalinya bersama Delta Airlines.
Sejak saat itu, DC-9 menjadi primadona baik di kalangan maskapai maupun penumpang. Sampai tahun 1982 ketika produksi berakhir, setidaknya ada 976 yang berhasil dibangun Douglas atau McDonnell Douglas (setelah merger).
Baca juga: Hari Ini, 23 Tahun Lalu, Pesawat turunan dari Douglas DC-9, MD-95 Muncul Sebagai Boeing 717
Bila cakupannya diperluas, ada sekitar 2441 unit keluarga DC-9 yang berhasil dibangun; terdiri dari 976 DC-9, 1191 MD-80, 116 MD-90, dan 155 Boeing 717 setelah McDonnell Douglas resmi merger dengan Boeing pada 2 Juli 1997.
Setelah puluhan tahun, pesawat DC-9 masih terus diandalkan beberapa maskapai di dunia, salah satunya Aeronaves TSM. Maskapai kargo asal Meksiko itu diketahui memiliki delapan pesawat DC-9 aktif produksi tahun 1967.