Melayani jaringan kereta di Pulau Jawa dan Sumatera, puluhan juta penumpang diangkut oleh PT KAI setiap bulannya. Tak itu saja, PT KAI juga punya jasa lain, seperti angkutan logistik, angkutan pertambangan dan jasa restorasi. Ditambah sebagai pemain tunggal dalam jasa angkutan kereta di Tanah Air, maka terbesit pertanyaan, berapakah pendapatan yang diterima oleh BUMN tersebut?
Baca Juga: Tidak Hanya dari Tiket, Inilah ‘Ladang-Ladang’ PT MRT Jakarta Raup Keuntungan
Bila merujuk laporan labar bersih pada akhir tahun 2017, disebutkan pendapatan bersih PT KAI mencapai Rp1,4 triliun, dan besar harapan di akhir 2018 dapat meningkat menjadi Rp1,7 triliun. Secara nominal keuntungan memang besar, namun bagaimana jika dibandingkan antara keuntungan PT KAI dengan perusahaan-perusahaan kereta api mancanegara, khususnya yang sudah punya nama besar di industri kereta global. Berikut KabarPenumpang.com himpun lima operator kereta dengan revenue terbesar tahun 2018, dikutip dari laman railway-technology.com (13/8/2018).
East Japan Railway Company (JR East)
Jaringan perkeretaapian di sebelah Timur Jepang ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan keseluruhan sebesar 2,4 persen year-on-year. Angka tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 1,6 persen year-on-year di sektor transportasi. Alhasil, JR East memperoleh US$27,76 miliar atau yang setara dengan Rp404,57 triliun!
Indian Railways
Kendati terkenal akan kondisi perkeretaapiannya yang semerawut, namun nama Indian Railways berhasil muncul di urutan ke empat operator kereta api di dunia dengan pendapatan terbesar versi railway-technology.com. Operator kereta India ini berhasil membukukan pendapatan sebesar US$28,8 atau yang setara dengan Rp419,73 triliun – meningkat 13,38 persen dibanding tahun 2016 silam.
JSC Russian Railways
Perkeretaapian di Negeri Beruang Merah berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu operator kereta yang memiliki pendapatan tertinggi di dunia. Peningkatan penumpang yang terjadi selama tahun 2017 (1,11 miliar penumpang per-tahun) dan volume kargo yang meningkat ke angka 1,26 miliar ton per-tahun menjadi beberapa faktor meningkatnya pendapatan sang operator yang meraih US$39,04 miliar atau yang setara dengan Rp568,97 triliun.
SNCF
Hampir sama dengan JSC Russian Railways, operator kereta asal Perancis ini juga mengalami peningkatan pesat di jumlah penumpang dan kargo yang mereka kirimkan. Dengan begitu, SNCF unggul tipis atas JSC Russian Railways dengan total pendapatan US$40,12 miliar (Rp584,71 triliun) – naik 4,2 persen dibanding tahun 2017 kemarin.
Baca Juga: Ternyata! Pendapatan Petugas ATC Jauh Lebih Tinggi dari Seorang Pilot
Deutsche Bahn
Berada di posisi puncak, sang operator asal Negeri Bavaria ini unggul jauh ketimbang para pesaingnya yang lain. Deutsche Bahn mencatat pertumbuhan pendapatan senilai 5,2 persen dibandingkan dengan tahun 2017 lalu. Pertumbuhan tersebut berasal dari berbagai usaha yang dilakukan oleh sang operator yang berbasis di Berlin. Alhasil, keuntungan senilai US$51,14 miliar atau berkisar Rp745,31 triliun berhasil dikantongi sang operator di tahun 2018 ini.