Amerika Serikat (AS) menganggap teknologi mereka adalah yang terdepan dan tercanggih. Karenanya, ketika Eropa, dalam hal ini Inggris dan Perancis, sukses membangun pesawat supersonik Concorde, AS tak tinggal diam dan mendorong Boeing bukan hanya sekedar membuatnya, tetapi melampauinya. Dari situlah lahir pesawat supersonik Boeing 2707. Sayangnya, itu adalah proyek gagal.
Baca juga: Tiga Negara Ini Tolak Penerbangan Supersonik Concorde, Dua dari Asia
Pengembangan pesawat supersonik Boeing 2707 sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 1962. Ketika itu, dunia berlomba membuat pesawat supersonik. Eropa, selaku salah satu pioneer teknologi dunia, tak ingin ketinggalan dan ikut meramaikan melalui proyek European Concorde. Demikian juga dengan Uni Soviet lewat proyek pengembangan pesawat supersonik Tupolev Tu-144.
Di atas kertas, seharusnya AS tak kesulitan mengembangkan pesawat penumpang berkekuatan supersonik. Sebab, sejak sebelum dan pasca Perang Dunia II, Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) sudah lebih dahulu mengembangkan pesawat supersonik, sekalipun untuk kebutuhan militer. Tetapi, DNA teknologi supersonik-nya sudah ada.
Optimis bisa mengembangkan pesawat supersonik, Presiden John F. Kenned menugaskan FAA untuk menyiapkan kajian terkait tujuan penerbangan nasional mulai tahun itu sampai tahun 1970. Di antara kajian tersebut adalah peluang transportasi supersonik yang akan menjadi pasar bagi warga AS.
Dilansir foundandexplained.com, pesawat supersonik buatan AS didesain untuk penerbangan transatlantik antara Eropa Barat dan AS bagian Timur non-stop tanpa mengisi bahan bakar. Karenanya, jangkauan minimalnya harus 6.400 km dan membawa sedikitnya 150 penumpang.
Tak seperti Concorde yang menggunakan badan pesawatnya menggunakan alumunium, AS, lewat pengalamannya membanguna pesawat supersonik A-12 Blackbird yang mencapai kecepatan tertinggi Mach 3.35 pada ketinggian 85 ribu kaki, memilih titanium untuk membuat badan pesawat. Ini akan membuat Concorde yang hanya mampu mencapai Mach 2.04 jauh tertinggal.
Baca juga: (Eksklusif) Inside Tupolev Tu-144: Pesawat Supersonik Pertama di Dunia Sebelum Concorde
Sebelum tahun 1966, AS merilis tender pengembangan pesawat supersonik. Ini diikuti oleh tiga peserta; Boeing, Lockheed, dan North American Aviation (NAA). NAA meluncurkan desain pesawat supersonik AS NAC-60. Namun itu ditolak karena kecil dan dinilai tak sanggup kalahkan Concorde.
Lockheed meluncurkan desain pesawat supersonik L-2000 yang mampu menampung 273 penumpang. Ini cukup menarik tetapi dinilai terlalu ambisius. Boeing meluncurkan desain Model 733-197 yang disebut juga Boeing 2707 yang mampu menampung 277 penumpang dalam dua kelas, first class 30 penumpang dan sisanya kelas ekonomi. Versi ini disebut juga Boeing 2707-100.
Pada tahun 1967, Boeing diumumkan sebagai pemenang tender. Boeing kemudian meluncurkan desain baru Model -200 yang dilengkapi canard di bagian depan, seperti pesawat jet. Model ini didesain setingkat di atas Concorde, meninggalkan desain sayap delta-V, dan menggantinya menjadi apa yang disebut swing-wing atau sayap yang dapat berayun.
Belum tuntas, Boeing membuat desain baru Model 2707-300. Desainnya hampir mirip, hanya kapasitasnya dipangkas jadi 234 penumpang.
Pada Oktober 1969, pesawat supersonik Boeing 2707-300 (Boeing SST) mulai mendapat banyak pesanan. Di tahun ini, Concorde sukses melakukan penerbangan perdana, tepatnya pada 2 Maret 1969.
Tercatat, ada 122 pesanan Boeing SST dari 26 maskapai, seperti Alitalia, Canadian Pacific Airlines, Delta Air Lines, Iberia, KLM, Northwest Airlines, dan World Airways. Maskapai dijanjikan dapat melihat penerbangan perdana American Concorde pada 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada 1974.
Sayangnya, itu hanyalah janji yang tak pernah ditepati Boeing. Proyek pesawat supersonik buatan AS atau American Concorde akhirnya gagal. Setidaknya ada tiga penyebab gagalnya proyek itu.
Baca juga: 51 Tahun Sejak Terbang Perdana, Inilah ‘Jejak’ Supersonik Concorde yang Selalu Dikenang
Pertama adalah sonic boom. Sonic boom American Concorde mencapai 50 mil kali 2.000 mil. Ini dinilai terlalu berbahaya. Kedua, pertentangan dari aktivis lingkungan karena kekhawatiran bakal menguras ozon. Ketiga adalah uang. Tidak ada keinginan dari pemerintah untuk mengeluarkan uang besar.
Endingnya, proyek pesawat supersonik AS, Boeing 2707 diumumkan batal pada tahun 1971 dan Boeing sempat melakukan PHK besar-besaran karenanya.