Memiliki panorama yang eksotis, Jembatan Kereta Api (KA) Lembah Anai tak sekadar jembatan KA pada umumnya. Jembatan kereta api penghubung antara darek dan pesisir. Jembatan ini melintasi jalur Lembah Anai dengan kontur berbukit, melintasi sungai dan berbelok-belok. Berdasarkan keletakannya, jalur rel berada pada lintas Padang-Padang Panjang-Solok. Jembatan ini menghubungkan antar bukit serta melintasi sungai/Batang Anai.
Jembatan ini secara keseluruhan berkontruksi baja (logam). Bangunan jembatan pada bagian bawah berbentuk setengah lingkaran sebagai penampang. Jembatan memiliki panjang 85 m, tinggi 14,75 m serta lebar 5 m (pada bagian bawah). Luas bangunan Panjang: 85 m dan tinggi: 14,75 m serta Lebar: 5 m sedangkan lahan yang terdaftar sebagai bagian dari Cagar Budaya sepanjang 85 m dengan lebar 5 m serta tinggi 14,75 m.
Melewati hutan bukit tambun tulang yang terkenal dalan cerita wiro Sableng terdapat “Jembatan Kereta Api Padang Panjang yang telah terdaftar sebagai cagar budaya. Jembatan ini sangat penting sebagai jalur kereta api untuk sampai ke Kota Padang. Jembatan ini menggunakan lengkungan hasil rancangan Ontwerpert A. Kuntze dari Pabrik Societe Cockeril di Seiraing-Belgia tahun 1890.
Permasahan yang sering terjadi di Lembah Anai terhadap rel kereta api adalah banjir hasil luapan air dari sungai Singgalang. Tercatat beberapa kali banjir mulai tanggal 23 Desember 1892 akibat dari hujan lebat yang berhasil menyapu rel kereta api 1500 meter dengan beragam konstruksi jalan rel tersapu oleh banjir tersebut.
Nah, berbagai kejadian yang menimpa jalur kereta api di Lembah Anai, sama halnya yang dialami pada banjir bandang di tahun 2025 ini. Banyaknya material yang terbawa banjir membuat jalan raya yang semula diramaikan kendaraan bermotor saat itu berubah menjadi lumpur akibat luapan banjir bandang tersebut.
Kemudian beberapa media dihebohkan dengan adanya kabar bahwa Jembatan KA Lembah Anai akan dibongkar. Tentu pemerhati sejarah mendapat kritik tajam terhadap informasi tersebut. Padahal jembatan tersebut bagian dari warisan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization /UNESCO).
Menyikapi rencana pembongkaran jembatan kereta api ini, Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Kementerian Kebudayaan RI melayangkan surat kepada Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Padang.
Surat tersebut berisi tiga poin penting. Pertama, struktur Cagar Budaya Jalur Kereta Api Sawahlunto-Teluk Bayur (Emmahaven) telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor 432-144-2019 tentang Penetapan Stasiun Batu Tabal, Stasiun Padang Panjang.
Dalam kunjungannya ke Situs Warisan Budaya Dunia Tambang Batu Bara Ombilin, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa kawasan tersebut menjadi salah satu perhatian utama Kemenbud. Kerusakan tercatat terjadi pada sejumlah infrastruktur penting, terutama jembatan dan lintasan rel kereta api akibat pergeseran fondasi.
Oleh karena itu, proses perbaikan harus dilakukan secara hati-hati dengan metode penguatan yang telah teruji, tanpa menghilangkan nilai historis dan keasliannya. Di antaranya dengan mempertimbangkan penambahan tinggi jalan, jembatan, maupun jalur kereta api untuk mengantisipasi luapan air terjun yang kerap menutup akses saat hujan deras.
Meski mengalami kerusakan akibat bencana alam, sejumlah komunitas dan pegiat pelestarian menolak rencana pembongkaran jembatan tersebut karena statusnya sebagai bagian dari Warisan Dunia UNESCO.
Menanggapi polemik yang berkembang di tengah masyarakat, Kemenbud memastikan akan segera melakukan kajian kelayakan cepat bersama para ahli. Kajian ini bertujuan menentukan langkah penanganan paling tepat, dengan tetap menjaga nilai penting dan keutuhan situs warisan budaya dunia tersebut.
Dari Mulai Tanjakan, Hingga Jembatan, 10 Jalur Ekstrim Ini Ada di Indonesia
