Perjalanan kereta api (KA) rute Jakarta – Bandung pp. Memang tak luput dengan nama yang melegenda satu ini. Rindu akan perjalanan menggunakan KA yang satu ini digadang-gadang tak bisa dilupakan. Ya, perjalanan menggunakan KA Parahyangan sudah tentu menjadi cerita tersendiri bahkan menjadi pengalaman yang mengasyikkan saat naik.
Singkat sejarah, KA Parahyangan pertama kali diluncurkan pada 31 Juli 1971 dengan rute Jakarta-Bandung untuk melayani kelas eksekutif dan bisnis. Kereta yang mempunyai makna sebagai daerah tinggal para dewa. Beberapa kabar dari beberapa sumber, KA Parahyangan dapat mencapai Jakarta-Bandung dalam waktu sekitar 2,5 jam. Eksistensi kereta ini berkelas K2 atau bisnis ini ditarik lokomotif favorit yang dimiliki Indonesia, yaitu BB301.
Eksistensi kereta ini dinilai memberi banyak manfaat bagi masyarakat. Moda transportasi ini cukup dipercaya, sebab adalah moda tercepat pada masa lalu yang mengaitkan kota Bandung dengan Ibu Kota Jakarta. Menjelang era 90-an, KA Parahyangan menempuh puncak kejayaannya. Transisi dari Perusahaan Jawatan Kereta Api bahkan dijalankan menuju Perumka.
Peralihan tersebut ditandai adanya penyesuaian warna kereta yang baru, seperti biru tua-biru muda untuk kereta eksekutif, biru tua-hijau untuk kereta bisnis, dan biru tua keseluruhan untuk gerbong bagasi atau pembangkit. Sementara warna lokomotif berubah dari krem hijau jadi merah.
Pada tahun 1998, KA Parahyangan pernah menempuh 39 perjalanan, termasuk perjalanan fakultatif ataupun yang cuma berjalan pada musim libur. Namun, saat penurunan okupansi penumpang yang tidak terhindarkan karena dibukanya Tol Cipularang, pada akhirnya tahun 2005 KA Parahyangan beroperasi hanya membawa dua kereta kelas eksekutif dan tiga kereta kelas bisnis dalam satu rangkaian.
Dengan berbagai usaha dan tindak lanjut dari PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI), KA Parahyangan yang dihentikan pengoperasiannya. Saat dihentikan pengoperasian nama LA tersebut, KAI sempat menamai sebagai KA Argo Parahyangan (gabungan nama dari Argo Gede dan Parahyangan) dengan kelas eksekutif dan bisnis hingga ekonomi premium.
Memasuki tahun 2025 atau pergantian Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) di tahun yang sama, akhirnya KAI mengembalikan nama KA Argo Parahyangan kembali menjadi KA Parahyangan. Uniknya dahulu rangkaian KA Parahyangan memiliki rangkaian tersendiri. Jika rangkaian tersebut tidak dalam perjalanan, biasanya disimpan di Depo Kereta Bandung untuk pembersihan maupun pengecekan.

Namun, saat ini KA Parahyangan sama sekali tidak memiliki rangkaian sendiri alias ‘rangkaian pinjam’. Rangkaian KA Parahyangan saat ini biasanya dari rangkaian yang berbeda, seperti dari rangkaian KA Pandalungan (Gambir – Jember pp.), KA Gajayana (Gambir – Malang pp.), KA Papandayam (Gambir – Garut pp.), KA Pangandaran (Gambir – Banjar pp.), KA Argo Wilis (Bandung – Surabaya Gubeng pp.), dan KA Turangga (Bandung – Surabaya Gubeng pp.).
Kini KA Parahyangan melayani kelas eksekutif, ekonomi premium, hingga kereta kelas wisata seperti Panoramic, Priority, dan Luxury. Masyarakat pun bisa memilih kelas di KA Parahyangan sesuai keinginan. Dengan perjalanan 2,5 sampai 3 jam ini dijamin penumpang yang merasakannya dapat menikmati perjalanan dengan nyaman dan disuguhkan dengan pemandangan khas Bumi Parahyangan.
Tarif Disubsidi, Kereta Petani dan Pedagang Bakal Beroperasi November Ini
