Pada tanggal 5 Desember 2024, rencananya PT KAI dan Kedutaan Besar Perancis di Indonesia akan meresmikan plakat Arthur Rimbaud di Stasiun Tuntang, Ambarawa, Kabupaten Semarang. Sebelum itu, pada 30 November lalu, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo beserta jajaran manajemen KAI telah menerima kunjungan resmi Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Fabian Penone, di Jakarta Railway Center.
“Plakat tersebut menjadi simbol sejarah yang menyoroti hubungan antara Arthur Rimbaud (penyair besar dari Perancis abad ke-19) dengan kawasan Ambarawa dan Salatiga, tempat yang memiliki nilai sejarah dalam kehidupannya,” kata Didiek.
Liburan ke Semarang? Yuk, Wisata Edukasi KA ke Lawang Sewu dan Museum Ambarawa
Dalam sambutannya, Fabian Penone menyampaikan apresiasinya terhadap KAI yang telah mendukung inisiatif ini. “Arthur Rimbaud bukan hanya milik Prancis tetapi juga bagian dari sejarah dunia, termasuk Indonesia. Dukungan KAI dalam peresmian plakat ini menunjukkan komitmen besar untuk menjaga warisan budaya bersama dan memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara,” ujar Fabian.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan bahwa kolaborasi ini adalah wujud komitmen perusahaan dalam mendukung pelestarian sejarah sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke kancah internasional.
“KAI merasa terhormat dapat berperan dalam peresmian plakat Arthur Rimbaud. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bagaimana transportasi dapat menjadi penghubung sejarah dan budaya antarnegara,” ungkap Anne.
Arthur Rimbaud
Arthur Rimbaud (1854–1891) adalah seorang penyair Perancis yang dikenal sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sastra modern dan simbolisme. Meskipun karier kepenyairannya berlangsung sangat singkat—hanya sekitar lima tahun—karya-karyanya memiliki pengaruh besar pada gerakan sastra dan seni abad ke-20.
Arthur Rimbaud memiliki hubungan menarik dengan wilayah Ambarawa dan Salatiga di Indonesia. Pada tahun 1876, Rimbaud bergabung dengan Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) dan tiba di Jawa Tengah melalui Stasiun Tuntang, dekat Salatiga, untuk bertugas di Benteng Willem I di Ambarawa. Namun, setelah hanya beberapa bulan, dia merasa bosan dengan kehidupan militer dan akhirnya memutuskan untuk desersi, berjalan kaki menuju Semarang dan kemudian kembali ke Eropa
Kaitannya dengan layanan kereta api adalah bahwa Rimbaud menggunakan jalur kereta antara Semarang dan Tuntang dalam perjalanannya ke Salatiga. Jalur ini, yang dulunya bagian dari sistem yang dioperasikan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), kini menjadi rute wisata populer yang menggunakan kereta uap.
