Lahan bekas peninggalan salah satu bandara paling berbahaya di dunia, Bandara Kai Tak, Hong Kong, dikabarkan bakal disulap jadi gedung pencakar langit setinggi 200 meter. Bila tak ada aral melintang, gedung yang berdiri di airside atau bisa dibilang apron bandara itu akan menjadi landmark tertinggi di Kowloon Bay pada tahun 2022
Baca juga: Ben Gurion, Bandara Paling Aman dengan Standar Keamanan Tertinggi di Dunia
Proyek senilai US$4,12 miliar ini merupakan proyek Hong Kong pertama bersama studio desain Norwegia, Snøhetta, yang sudah malang-melintang mendesain bangunan indah dan berkelas di dunia, seperti planetarium di Norwegia serta restoran bawah air pertama di Eropa.
Dengan dana sebesar itu, gedung 47 lantai tersebut nantinya akan dijadikan sebagai pusat perkantoran serta kompleks ritel dengan mengusung konsep “wholeness”, yakni sentuhan modern dan inovatif khas Snøhetta, dipadukan dengan nilai-nilai historis bandara yang pensiun pada tahun 1997 ini.
“Sementara menghormati konteks sejarah situs, konsep awal kami untuk pengembangan mengambil inspirasi dalam keragaman fungsi komersial, rekreasi, dan ritel serta peluang yang diberikannya untuk menghasilkan serangkaian ruang publik yang kaya dan interaktif selama pengembangan,” Robert Greenwood , Direktur pelaksana Snøhetta di Asia, seperti dikutip dari CNN Travel.
“Pendekatan ini membawa kami ke solusi hibrida untuk menara – tidak lagi menara dan podium tradisional, tetapi komposisi elemen yang digabungkan untuk membentuk struktur perkotaan yang holistik, menghubungkan tanah ke langit,” tambahnya.
Memiliki luas 1,9 juta kaki persegi, gedung pencakar langit ini akan menjadi salah satu landmark sekaligus pusat bisnis terbesar dan terbaru di Hong Kong; di samping berbagai terobosan hijau, seperti menampung air hujan sebagai salah satu sumber air, tempat parkir sepeda otomatis pertama di kota, ventilasi alami, sistem pemilahan dan penyimpanan limbah cerdas otomatis, serta ruang terbuka hijau di roof top gedung, sebagai salah satu paru-paru kota serta wadah interaksi masyarakat.
Lebih dari semua itu, gedung yang menjadi bagian dari Kai Tak Redevelopment projects tersebut diharapkan mampu membangkitkan pamor Bandara Kai Tak, yang sejak pertama kali didirikan pada 1950an sudah menarik perhatian masyarakat, dengan lalu lintas pesawat yang cukup dekat dengan bangunan-bangunan di sekitar bandara.
Sekilas tentang Bandara Kai Tak, sebelum penutupan pada tanggal 6 Juli 1998, Bandara Kai Tak dianggap sebagai salah satu bandara paling sulit di dunia bagi seorang pilot. Berada di tengah kawasan permukiman Kowloon, landasan pacu yang menjorok ke laut, bandara ini amat menguji skill bagi pilot bahkan untuk pilot berpengalaman.
Seorang pilot yang memiliki pengalaman terbang lebih dari 30 tahun pernah merasakan Bandara Kai Tak. Ia juga mantan Manajer Operasi Cathay Pacific Airways, Russell Davie.
“Sebagai pilot, Bandara Kai Tak benar-benar unik. Belok 45 derajat saat ketinggian 150 meter agar segaris dengan landasan pacu, Anda akan terbang di antara gedung-gedung pencakar langit,” kata Russell.
Baca juga: 10 Bandara Ini Punya Landasan Paling Ekstrim
Lion Rock (sebuah bukit yang menonjol di Hong Kong) memblokir pesawat yang akan mendarat lurus secara langsung. Pesawat harus melakukan manuver khusus di atas Kowloon dan ini cukup menantang, terutama dalam kondisi angin kencang. Ada momen yang paling menakutkan saat pendaratan pesawat freighter Air France 747-200. Pesawat ini terbang sangat rendah hingga mendekati langit-langit permukiman penduduk.
Bandara Internasional Hong Kong dibuka pada bulan Juli 1998 dan dianggap sebagai salah satu bandara terbaik di dunia. Namun eks Bandara Kai Tak masih diingat karena telah melayani Hong Kong selama 73 tahun.