Thursday, September 4, 2025
HomeDomestikKemenhub: Perlu Ada Solusi Sementara Atasi Lonjakan Penumpang Sampai Kereta INKA Selesai

Kemenhub: Perlu Ada Solusi Sementara Atasi Lonjakan Penumpang Sampai Kereta INKA Selesai

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) buka suara terkait polemik peremajaan sarana kereta rel listrik (KRL). Kemenhub menganggap perlu adanya solusi sementara untuk mengakomodir lonjakan penumpang sampai kereta buatan PT Industri Kereta Api (INKA) selesai dibangun dan dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Baca juga: Kenapa Ada Pintu Depan di Kabin Masinis KRL Jepang? Ini Jawabannya

“Perlu ada solusi sementara untuk mengatasi lonjakan penumpang KRL sampai produk INKA selesai dan dapat digunakan untuk melayani,” jelas Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, dalam keterangan resmi yang diterima KabarPenumpang.com.

Karenanya, Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) mendukung upaya peremajaan sarana KRL yang sedang dilakukan oleh PT KCI mengingat usia sarana kereta yang akan pensiun. Dukungan ini disampaikan dalam bentuk surat rekomendasi teknis yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian dengan tanggal 19 Desember 2022.

“Pengadaan sarana ini harus segera dilaksanakan untuk menggantikan beberapa rangkaian kereta yang akan dipensiunkan pada 2023-2024 mengingat usia pakainya yang sudah terlalu lama,” tutur Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati hari ini (1/3).

Selain didorong oleh faktor usia sarana, kebutuhan pengadaan muncul untuk mengakomodasi pertumbuhan penumpang. Berdasarkan data yang dilaporkan oleh PT KCI, realisasi penumpang tertinggi sebelum pandemi sudah menyentuh angka 336,3 juta orang penumpang pada 2019. Jumlah penumpang diproyeksikan akan terus meningkat hingga 523,6 juta orang pada 2040.

Guna mengakomodasi pertumbuhan tersebut, diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas angkut dari 436 juta orang penumpang pada 2023, menjadi 517 juta orang pada 2026. “Semoga upaya ini tetap membuat KCI dapat memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” ujar Adita.

Adita menyadari, ada kebutuhan lain dalam pengadaan sarana kereta api ini, yakni pemanfaatan produk dalam negeri, dengan penggunaan produk PT INKA.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, masa produksi sarana kereta KRL baru oleh INKA membutuhkan waktu 2-3 tahun, sejak sekarang. “Sehingga, sarana KRL bukan baru menjadi pilihan yang bijak menurut kami, sembari menunggu proses produksi dari INKA selesai,” tuturnya.

“Tentu kami dari Kemenhub sangat mendukung pengadaan sarana produksi dalam negeri untuk memajukan industri kita sehingga kami pun sangat mengapresiasi langkah PT KCI yang sudah meneken MoU dengan PT INKA untuk pengadaan ini,” ucap Adita menambahkan.

Baca juga: Teken Kerja Sama, KAI Commuter dan INKA Siap Pengadaan 16 Rangkaian KRL Untuk Operasi 2024

Berkatian dengan hal tersebut, Adita menegaskan, salah satu rekomendasi Kementerian Perhubungan untuk pengadaan sarana KRL bukan baru adalah, KCI harus memastikan kelayakan komponen-komponen sarana yang berhubungan langsung dengan keselamatan. “Jika nanti sudah diputuskan akan dilakukan pengadaan sarana bukan baru, kami berharap PT KCI pun dapat memperhatikan komponen seperti bogie, roda, kelistrikan, dan pengereman agar dapat diperbaiki atau diganti dengan komponen baru,” tuturnya.

Adita mengingatkan agar pengujian pertama dan penerbitan sertifikat kelayakan operasional harus melalui prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh DJKA Kementerian Perhubungan. Adita juga menghimbau sarana bukan baru yang didatangkan dari Jepang nantinya dapat direvitalisasi menggunakan komponen-komponen produksi dalam negeri untuk tetap mendukung industri lokal.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru