Meski Sukhoi Superjet 100 adalah produksi Rusia, namun nasib pesawat regional narrow body itu terancam akibat imbas sanksi yang dikenakan Barat terhadap Rusia pasca invasinya ke Ukraina pada akhir Februari lalu. Superjet 100 diproduksi oleh United Aircraft Corporation di Irkut, tetapi elemen terpenting pesawat twin jet ini mengacu pada teknologi Barat.
Baca juga: Kasihan, Sukhoi Superjet 100 Tak Terima Satupun Pesanan Tahun Ini
Dikutip dari aerotime.aero (19/4/2022), masalah yang menerpa Superjet 100 terkait dengan mesin. Pasalnya, satu-satunya pemasok mesin untuk Superjet 100 telah menghentikan perbaikan dan pemeliharaan pesawat mereka. Beberapa maskapai penerbangan Rusia yang mengoperasikan Sukhoi Superjet 100 memperingatkan bahwa mereka mungkin harus segera melakukan temporary grounded pada armada Superjet 100.
Dalam sebuah surat yang dilihat oleh media lokal RBK, IrAero, sebuah maskapai penerbangan yang berbasis di Irkutsk, Rusia, memperingatkan otoritas regional bahwa maskapai penerbangan Rusia yang mengoperasikan pesawat Sukhoi Superjet 100 mungkin tidak dapat menerbangkannya dalam waktu lama.
Manajemen tiga maskapai penerbangan Rusia lainnya menyuarakan keprihatinan yang sama, dengan satu mengatakan bahwa mereka dapat ‘dipaksa’ untuk berhenti menggunakan Superjet mulai musim gugur 2022.
Sanksi internasional yang dijatuhkan pada Rusia setelah invasi ke Ukraina berimbas bahwa perbaikan dan pemeliharaan mesin SaM146 tak lagi dapat dipastikan. Pada akhir Maret 2022, PowerJet, produsen mesin SaM146 Rusia-Perancis, mengatakan akan menangguhkan layanan perawatan dan perbaikan mesin untuk pesawat yang terbang di Rusia.
Armada tiga maskapai terbesar Rusia sebagian besar terdiri dari pesawat Airbus dan Boeing. Baik Boeing maupun Airbus menghentikan servis pesawat di Rusia, yaitu menghentikan penyediaan suku cadang, perawatan, dan layanan dukungan teknis.
Baca juga: Hari Ini! 7 Tahun Lalu Sukhoi SJ100 Jatuh di Gunung Salak
Dengan demikian, Rusia memutuskan untuk menghidupkan kembali program pesawat domestik, seperti Ilyushin Il-96 era Soviet dan Tupolev Tu-214, serta berupaya lebih keras untuk melanjutkan operasional Sukhoi Superjet 100. Saat ini 150 unit Superjet masih beroperasi oleh Aeroflot dan dua anak perusahaannya Rossiya dan Red Wings.