Korea Utara telah menangguhkan akses wisatawan asing ke resor pantai yang baru dibuka di pesisir timurnya, hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov mengunjungi daerah tersebut dan berjanji untuk membantu meningkatkan arus wisatawan ke negara yang terisolasi tersebut.
Administrasi Pariwisata Nasional Korea Utara mengatakan bahwa Kawasan Wisata Pesisir Wonsan Kalma yang mulai beroperasi pada bulan Juli untuk sementara tidak menerima tamu asing, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Resor pantai ini merupakan salah satu proyek kesayangan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Kim memiliki rumah pribadi di pesisir dan selama pembangunan fasilitas tersebut, ia sering mengunjungi lokasi tersebut untuk mengawasi kemajuan proyek yang menampilkan sekitar 7.000 kamar tamu di hotel-hotel mewah dan vila-vila pribadi, taman air luar ruangan, dan bandara, menurut media pemerintah.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi kota resor tersebut dalam kunjungannya baru-baru ini ke Korea Utara di mana ia bertemu dengan Kim di kapal pesiar sang pemimpin.
Dalam pertemuan dengan mitranya dari Korea Utara di Wonsan, Lavrov mengatakan bahwa Rusia akan “melakukan segalanya” untuk memperluas arus wisatawan Rusia ke Korea Utara.
Pariwisata merupakan sumber pendapatan utama bagi rezim Kim yang terkena sanksi, tetapi negara tersebut hanya mengizinkan sedikit wisatawan Rusia yang datang sejak mulai melonggarkan pembatasan perbatasan akibat pandemi.
Setelah Sempat ‘Membuka Diri’, Korea Utara Kini Kembali Tutup Akses Bagi Wisatawan dari Eropa
Otoritas Korea Utara mengawasi ketat pengunjung dari luar negeri, yang biasanya diharuskan menginap di penginapan yang diperuntukkan bagi orang asing dan dibatasi pergerakannya di negara tersebut.
Presiden Donald Trump juga meluncurkan rencana pengembangan properti pesisir sebagai imbalan atas janji Korea Utara untuk denuklirisasi dalam pertemuan puncak pertamanya dengan Kim pada tahun 2018.
“Mereka memiliki pantai yang indah,” kata Trump dalam konferensi pers saat itu. “Anda melihatnya setiap kali mereka meledakkan meriam mereka ke laut, bukan? Saya berkata, ‘Wah, lihat pemandangan itu. Bukankah itu akan menjadi kondominium yang bagus?'” tambahnya.
Namun, diplomasi properti Trump dengan Kim hanya membuahkan sedikit hasil. Kedua pemimpin bertemu langsung tiga kali, tetapi diskusi tersebut tidak meyakinkan Kim untuk memperlambat pengembangan program senjata nuklirnya.
Korea Utara sejak itu menolak gagasan untuk duduk bersama AS lagi dan telah muncul sebagai sekutu utama Presiden Rusia Vladimir Putin, mendukung perangnya melawan Ukraina.
Korea Utara Berencana Buka Resor Wisata untuk Pelancong Asing yang Bernyali
Belum jelas mengapa Korea Utara memutuskan untuk membatasi akses orang asing ke area resor tersebut, tetapi beberapa analis mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada proyek tersebut.
“Resor ini memang sudah dibuka, tetapi belum sepenuhnya selesai,” kata program 38 North di Stimson Centre, mengutip citra satelit. “Salah satu bangunan terbesar di resor tersebut, sebuah hotel di dekat Hotel Kalmaegi, tampaknya tidak digunakan. Hanya ada sedikit aktivitas di dekatnya dan kolam renang di atapnya belum terisi air.”
Kunjungan terakhir Lavrov terjadi kurang dari sebulan setelah Pyongyang sepakat pada pertemuan bulan Juni antara Kim dan Sergei Shoigu untuk mengirim 6.000 pekerja militer tambahan ke wilayah Kursk.
Korea Utara dan Rusia Bangun Jembatan Raksasa Sepanjang 4,6 Km