Saturday, January 18, 2025
HomeAnalisa AngkutanLima Teknologi NASA di Penerbangan Sipil, Nomor Empat Simpel Tapi Genting

Lima Teknologi NASA di Penerbangan Sipil, Nomor Empat Simpel Tapi Genting

Teknologi aircraft flight scheduling NASA akan diaplikasikan di seluruh bandara Amerika Serikat (AS) mulai tahun 2023 mendatang. Begitu juga dengan Terminal Flight Data Manager (TFDM), paduan antara teknologi surface metering dan teknologi airport surface management, serta software Airspace Technology Demonstration 2 (ATD-2).

Baca juga: NASA Uji Coba Sayap Pesawat Canggih untuk Kurangi Kebisingan

Badan Penerbangan dan Antariksa AS itu sudah sejak lama turut mendorong peningkatan teknologi di sektor penerbangan komersial. Setidaknya, ada lima teknologi yang sudah maupun yang akan diimplementasikan NASA di sektor sipil. Apa saja? Dihimpun dari pemberitaan KabarPenumpang.com, berikut lima teknologi NASA di sektor penerbangan sipil.

1. Sayap pesawat canggih kurangi kebisingan

NASA diketahui sukses memecahkan kebuntuan terhadap kebisingan yang datang dari sayap. Di bawah proyek Advanced Air Transport Technology (AATT), NASA mengklaim berhasil membuat sayap jauh lebih efisien dalam hal kinerja aerodinamis, struktural, dan akustiknya menggunakan paduan shape-memory.

Baca juga: Empat Kali Lebih Cepat dan 10 Persen Lebih Hemat, Inilah Mesin Turbofan Besutan NASA

Ini juga didukung oleh teknologi NASA lainnya untuk mengurangi suara yang dihasilkan oleh airframe (rangka) pesawat dan suara yang dihasilkan saat melakukan pendaratan melalui teknologi Landing Gear Noise Reduction. Rangkaian uji coba ini dilakukan melalui rangkaian penerbangan Acoustic Research Measurement (ARM) di Armstrong Flight Center, California, AS.

Teknologi Landing Gear Noise Reduction sendiri dikembangkan untuk mengurangi suara dari airframe yang disebabkan aliran udara bergerak melewati roda pesawat saat mendekati landasan. Teknologi ini menggunakan fairing yang memiliki pori-pori sehingga suara yang dihasilkan oleh aliran udara dapat berkurang.

2. Mesin turbofan generasi terbaru, empat kali lebih cepat dan 10 persen lebih hemat

Mesin ini masih dalam proses pengembangan. Namun, mesin disebut dapat mencapai tingkat ekstraksi daya hingga empat kali lipat dari tingkat ekstraksi daya mesin pesawat tercanggih saat ini. Tak hanya itu, pada saat yang sama, mesin itu juga membakar bahan bakar hingga 10 persen lebih sedikit atau 10 persen lebih hemat.

Baca juga: Inilah AeroMACS, Sistem Komunikasi Digital Bandara Karya NASA yang Bikin Pilot ‘Bisu’

3. Sistem komunikasi digital AeroMACS di bandara

AeroMACS memungkinkan menara kontrol (ATC) bandara melakukan komunikasi dengan pilot di kokpit secara digital, bukan komunikasi suara seperti yang ada kebanyakan saat ini. Itu berarti, pilot bukan tak mungkin akan dibuat ‘bisu’ alias tak banyak bercakap-cakap, dalam kaitannya dengan menara kontrol, efek dari kehadiran ini. AeroMACS diklaim mampu membuat traffic di runway lebih sedikit karena prosesnya lebih cepat.

4. Aplikasi untuk teliti kelelahan dalam penerbangan

Tahun lalu NASA merilils aplikasi psychomotor vigilance task (PVT). Aplikasi ini sejatinya untuk mewadahi ilmuan dalam mempelajari kelelahan (fatigue) pada tubuh manusia saat melahap penerbangan luar angkasa. Tetapi, oleh Regulator Penerbangan Sipil Amerika Serikat (FAA), ini didorong penggunannya untuk mengukur tingkat kelelahan pilot atau mengukur fokus pilot sebelum terbang.

Baca juga: NASA Luncurkan Aplikasi untuk Teliti Kelelahan dalam Penerbangan, FAA: Cocok untuk Pilot

5. Airspace Technology Demonstration 2 (ATD-2)

Filosofi teknologi terbaru ATD2 NASA ini dalam mengurangi emisi karbon dan menghemat bahan bakar bisa dibilang cukup sederhana.

Baca juga: Teknologi Terbaru NASA Sanggup Kurangi Emisi Karbon-Menghemat Bahan Bakar Pesawat

Semakin lama pesawat tertahan jelang lepas landas dan mendarat, semakin banyak kebutuhan bahan bakar dan emisi karbon yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya. Itulah yang jadi fokus utama pada teknologi ATD2 NASA.

Teknologi terbaru ATD2 NASA secara teknis akan merampingkan beberapa sistem air traffic control (ATC) menjadi satu.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru