Stasiun Purwokerto Timur yang dibangun ditengah perkotaan ini merupakan bangunan yang dimiliki oleh perkeretaapin swasta Belanda bernama Serajoedal Stoomtram Maastschappij atau SDS yang dibuka pada 16 Juli 1896, bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Maos-Purwokerto Timur dan berlanjut ke Sokaraja.
Stasiun Purwokerto Timur (PKT) dibangun sebagai stasiun pusat yang menghubungkan Purwokerto menuju Banjarnegara dan Purbalingga untuk mengangkut komoditas terutama gula. Stasiun ini berdiri di lahan seluas 14,7 hektar yang memiliki fasilitas lengkap, seperti: perkantoran, depo kereta, rumah pegawai, fasilitas olahraga, dan penginapan bernama Tram Hotel. Fyi, hotel tersebut kini menjadi kantor KAI Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto.
Saat jalur Staaspoorwegen (SS) membuka Stasiun Purwokerto pada tahun 1916 , stasiun ini lebih dikenal sebagai Stasiun Purwokerto Oost atau Stasiun Timur saja. Setelah mengalami penurunan jumlah penumpang selama 30 tahun, jalur-jalur KA milik SDS itu mulai ditutup pada 1980-an.
Emplasemen Stasiun Purwokerto Timur juga sempat difungsikan untuk bongkar muat PT Pupuk Sriwijaya, sementara bangunan utama stasiunnya difungsikan sebagai pertokoan.

Pada tahun 1991, status Stasiun Purwokerto Timur diubah menjadi stasiun tipe kecil atau kelas III, dan sejak saat itu, aktivitas di stasiun ini mulai berkurang. Meskipun masih berfungsi sebagai stasiun untuk angkutan pupuk Pusri hingga pertengahan dekade 2000-an, Stasiun Purwokerto Timur akhirnya ditutup sepenuhnya.
Penutupan stasiun ini menandai berakhirnya era transportasi kereta api di wilayah tersebut. Namun, jejak sejarah stasiun ini tidak sepenuhnya hilang. PT KA Properti Manajemen (KAPM) telah merombak emplasemen stasiun ini untuk dijadikan area komersial yang lebih modern.

Stasiun Purwokerto Timur mungkin sudah tidak lagi berfungsi sebagai stasiun kereta api, tetapi sejarahnya tetap menjadi bagian penting dari perkembangan transportasi di Banyumas. Keberadaan stasiun ini pada masanya menjadi saksi bisu bagaimana kereta api pernah menjadi solusi utama untuk berbagai masalah transportasi di wilayah tersebut.
Meskipun kini telah berubah fungsi, bangunan dan area sekitar Stasiun Purwokerto Timur tetap menyimpan cerita tentang masa lalu yang penuh dinamika. Bagi masyarakat Banyumas, stasiun ini tetap menjadi simbol dari sebuah era yang pernah berjaya, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya melestarikan sejarah dan warisan budaya.
Corat–coret Dinding Stasiun Purwokerto akan Dipercantik dengan Karya Seni Lukis Mural