Wednesday, December 3, 2025
HomeAnalisa AngkutanMenguak Sejarah Stasiun Legendaris di Kota Batik

Menguak Sejarah Stasiun Legendaris di Kota Batik

Berada di wilayah Daerah Operasi 4 Semarang, siapa yang tak mengenal dengan stasiun yang satu ini. Ya, berada di jalur utara dan paling terkenal dengan sebutan Kota Batik. Inilah Stasiun Pekalongan yang merupakan stasiun besar tipe C yang tentunya memiliki sejarah yang melegenda.

Stasiun Kereta Api (KA) yang terletak di Jl. Gajah Mada, Bendan, Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini, berada di tempat yang sangat strategis karena persis berada di Jalan Pantura. Semua kereta api yang melintas tentu berhenti di Stasiun Pekalongan, kecuali rangkaian KA Argo Bromo Anggrek.

Rangkaian kereta api memasuki Stasiun Pekalongan. (Foto: Dok. Istimewa)

Selain stasiunnya yang memiliki bangunan yang besar, tentunya memiliki sejarah yang panjang dan melegenda. Stasiun Pekalongan mulai dibuka untuk umum sejak 1 Februari 1899. Pembukaan itu sekaligus peresmian lintas seksi terakhir Pekalongan–Pemalang sejauh 33,8 Kilometer dari total keseluruhan pembangunan jalur trem uap Cirebon-Pekalongan-Semarang.

Sepanjang tahun-tahun awal operasional stasiun,penggunaannya lebih banyak ditujukan untuk tempat mengumpulkan hasil panen tanaman ekspor sebelum dikirim ke pelabuhan Semarang.

Sebelum direnovasi, Stasiun Pekalongan lama hanya terdiri dari bangunan utama, yaitu ruang administrasi stasiun yang terbuat dari bangunan bata sederhana dengan atap genteng dan kanopi tang kayu untuk tempat penumpang dan bongkar barang.

Stasiun Kota Pekalongan Sementara, seiring pergantian abad,kritikan kaum liberal terhadap sistem tanam paksa (1830-1870) mengubah pola pikir sebagian orang Belanda tentang tanggung jawan moral mereka terhadap kesejahteraan bangsa pribumi di Indonesia.

Pada proyek peningkatan jalan Trem Cirebon-Pekalongan-Semarang menjadi jalur kereta api (1912-1921), stasiun Pekalongan turut direnovasi besar. SCS membongkar stasiun lama dan membangun stasiun baru yang lebih megah. Peresmian stasiun baru Pekalongan dilaksanakan pada tahun 1919.

Arsitekturnya pun dibuat untuk menyambut lebih ramah kepada penumpang, Kanopi yang menaungi peron penumpang dibuat berbahan genteng merah. Adapun desain bangunan-bangunan di bawah kanopi itu masih ada pengaruh gaya Yunani kuno, tetapi lebih banyak bernuansa “Art Nouveau” yaitu sederhana dan sedikit ornamen.

Campuran kesederhanaan bangunan bawah kanopi dan pemandangan kerumitan balok-balok kayu saling tersambung pada bagian bawah atap kanopi justru memberikan kesan megah kepada orang yang melihatnya.

Stasiun Pekalongan menjadi daya tarik wisatawan karena lokasinya yang strategis dekat dengan berbagai kawasan wisata, salah satunya adalah Museum Batik Pekalongan yang berlokasi di Jl. Jetayu No. 3, Panjang Wetan, Pekalongan Utara, dan diresmikan pada 12 Juli 2006.

Bangunan museum tersebut memiliki arsitektur kolonial Belanda dari tahun 1920. Dahulu, bangunan ini pernah digunakan sebagai kantor keuangan pabrik gula, kantor walikota, dan kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Keberadaan sebuah stasiun kereta api, apalagi stasiun besar di suatu daerah adalah nikmat yang wajib hukumnya untuk disyukuri. Warga Pekalongan harus sadar akan hal itu karena tidak semua daerah di Jawa punya stasiun sebesar, sesibuk, dan bersejarah termasuk Stasiun Pekalongan.

[Video] Stasiun Plabuan – Stasiun Aktif di Indonesia yang Berdiri Kokoh di Tepi Laut Jawa

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Yang Terbaru